Intisari-Online.com – Tak bisa dipungkiri bahwa gawai (gadget) sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya orangtua, bahkan anak-anak di bawah umur pun sudah tidak bisa lepas dari barang yang satu ini.
Anak-anak bila sudah asyik dengan gadget mereka, sampai tak kenal waktu rasanya. Dan ini sudah menjadi pemandangan yang biasa di kota-kota besar.
Sebagian anak bahkan rewel dan marah jika gadget mereka diambil. Padahal, penggunaan gadget secara berlebihan oleh anak bisa menimbulkan berbagai konsekuensi fisik dan non-fisik.
Konsekuensi fisik misalnya mengalami obesitas karena kurang bergerak, cedera otot tangan akibat terlalu lama menggunakan gawai, gangguan tidur yang berakibat kurangnya konsentrasi, dan pola makan yang berantakan.
Sementara konsekuensi non-fisik lebih mengarah pada emosional seseorang. Misalnya, memburuknya relasi dengan orang-orang sekitar, menurunnya tingkat kesantunan, hingga etos belajar yang rendah.
Lalu, bagaimana cara mengalihkan anak dari gadget jika mereka sudah menggunakannya terlalu berlebihan?
Psikolog klinis Ratih Ibrahim mengatakan, orangtua adalah kuncinya. Pertama-tama, orangtua harus rela meletakkan gadget mereka terlebih dahulu, baru menyuruh anak meletakkan gadget mereka.
Anak mungkin bakal bereaksi keras, tapi orangtua harus tegas membuat anak membatasi penggunaan gadgetnya.
"Anak mungkin akan sakau, rewel. Konsisten saja," kata Ratih ketika ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR