Advertorial

1.500 Tahun yang Lalu Diketahui Manusia Memakan Utuh Ular Berbisa, Praktik Perdukunan?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Ular berbisa telah dicerna oleh seseorang dan melalui feses telah ditinggalkan di gua batu sekitar 1.500 tahun yang lalu.
Ular berbisa telah dicerna oleh seseorang dan melalui feses telah ditinggalkan di gua batu sekitar 1.500 tahun yang lalu.

Intisari-Online.com - Kotoran manusia yang diawetkan mungkin adalah sesutu yang sepele, tapi dari situ juga dapat mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan.

Dilansir dari National Geographic, Rabu (24/4/2019), telah ditemukan adanya taring ular berbisa di kotoran zaman dahulu.

Ular berbisa telah dicerna oleh seseorang dan melalui feses telah ditinggalkan di gua batu di Texas sekitar 1.500 tahun yang lalu.

Arkeolog Elanor Sonderman, yang menemukan taring itu awalnya tengah mempelajari orang-orang pribumi yang menggunakan Conejo Shelter, sebuah gua di ngarai Pecos Bawah Texas, sebagai jamban.

Baca Juga: Hotman Paris Datangi Toko Berlian Demi Buktikan Keaslian Cincin Barbie Kumalasari, Ini Tips Sederhana Mengenali Berlian Palsu

Gua-gua di daerah ini menyimpan banyak artefak kuno yang sangat terawat, termasuk sandal dan keranjang yang ditenun dari serat tanaman.

“Ini kotorannya,” kata Tim Riley, seorang ahli coprolite dan kurator Museum Prasejarah Timur Universitas Utah Timur.

Coprolit, Riley menjelaskan, mengandung banyak informasi:

"Mereka dapat mengungkapkan lebih banyak tentang kesehatan, dan sisa-sisa makanan di dalam adalah bukti langsung dari apa yang dimakan oleh orang-orang kuno."

Baca Juga: Ini Makanan Sehat Agar Sperma Subur dan Istri Cepat Hamil, Salah Satunya Biji Labu

Analisis mengungkap bahwa orang-orang itu memakan sejenis tanaman kaktus dan tikus kecil tanpa dimasak/dikuliti.

Sisik, tulang, dan taring ular berbisa yang ditemukan dalam sampel, adalah cerita lain.

Pusat lubang taring membantu tim mengidentifikasi ular yang kemudian diketahui dari spesies viperidae, yakni ular berbisa.

Baca Juga: Tradisi 'Gubuk Cinta', Dibuat Ayah untuk Anak Gadisnya Agar Bisa Berhubungan Intim dengan Pria Berbeda Tiap Malam

Peneliti juga menyimpulkan bahwa ular berbisa itu dimakan secara utuh, tanpa dimasak.

Tapi kenapa? Peneliti menemukan bahwa ular jarang dikonsumsi kecuali dalam kasus stres diet.

Dan meskipun sisa-sisa ular telah ditemukan di coprolites lain dari Conejo Shelter, tidak satu pun dari mereka yang berasal dari spesies berbisa.

Baca Juga: Agung Hercules Idap Kanker Otak: Sering Konsumsi 10 Makanan Enak Ini Bisa Picu Kanker Otak, Salah Satunya Durian

Jadi, apakah taring ular berbisa ini bukti ritual perdukunan?

Seni cadas dari wilayah dan waktu yang sama menampilkan motif seperti ular.

Dari situ dapat disimpulkan bahwa ular memainkan peran penting sebagai penjaga gerbang ke alam gaib dalam ritual perdukunan dari budaya lain di Mesoamerika dan Barat Daya Amerika.

Meskipun tim peneliti Sonderman mengusulkan bahwa ular itu dimakan untuk “tujuan seremonial atau ritualistik yang jelas,” tidak ada cara untuk memastikannya.

"Saya tidak ingin ada orang yang mengatakan 'Kami memiliki budaya pemujaan ular di mana orang mengonsumsi ular secara ritual,'" kata Sonderman.

Baca Juga: Jika Perang Meletus, Ini Empat Senjata Israel yang Harus Diwaspadai Iran

Apa yang dikatakan oleh taring itu, katanya, adalah bahwa tidak pernah terdengar orang memakan ular berbisa.

Tetapi, mengingat keunikannya, itu bisa dikonsumsi pada acara khusus.

Atau mungkin itu hanya keberanian dan preferensi makanan yang sangat berbahaya.

Baca Juga: Siapa Sangka 200 Juta Tahun Lalu, Buaya Ternyata Hewan Vegetarian, Ini Buktinya!

Artikel Terkait