Advertorial
Intisari-Online.com -Belakangan ini viral sebuahpostingandi media sosial Facebook dari seorang PNS yang dianggap menghina profesi asisten rumah tangga.
Banyak yang menganggap unggahan PNS bernama Amelia Fitriani tersebut sangatlah kurang pantas.
Dalampostingan tersebut terlihat Amelia Fitriani tengah makan bersama rekan-rekannya sesama PNS.
"Kegiatan hari ini reoni makan2 emangnya qmu babu kerjaan cuma ngosek wc (emotikon tertawa)," tulis Amelia dalam akun Facebooknya.
Baca Juga: Dulu Jadi TKI, Kini ‘Mak Beti’ Raup Rp00 Juta Sebulan Lewat YouTube
Tak ayal,postingantersebut menyulut kemarahan dari banyak pihak, tak terkecuali para TKI/TKW yang bekerja di luar negeri, yang sebagian besar berprofesi sebagai pembantu rumah tangga.
Salah seorang TKW yang merasa tersinggung adalahNanda Cinta.
Nanda menulis
"Apa yang salah dengan kerja sebagai TKW??? Trus kenapa kalo kerja kami cuma ngosek wc??? Teruntuk Yth Ibu Amelia Fitriani," demikian caption dari akun Facebook Nanda Cinta.
"Saya bangga walaupun saya seorang TKW, tahukah ibu, Andai kami bisa memilih, pasti tak akan ada yg mau menjadi babu apalagi di negeri orang.
"Andaikan bisa meminta, pasti tak mau terlahir di keluarga yg tdk mampu. Apalagi di saat harus menjadi tumpuan dan harapan keluarga.
"Demi masa depan yg lebih baik tak jarang kita berkorban, tenaga, waktu, bahkan terkadang nyawa kita pertaruhkan," demikian sepotong curhatan Nandaa Cinta dalam akun Facebooknya.
Baca Juga: Duh, Gaji TKA di Indonesia Lebih Besar dari TKI di Luar Negeri, Kok Bisa?
Sumbangan Devisa Triliunan dari TKI
Amelia Fitriani bisa jadi sembarangan menyindir profesi asisten rumah tangga, yang dianggapnya rendahan.
Padahal,profesi sebagaiasisten rumah tangga yang banyak digeluti oleh TKI di luar negeri telah memberi sumbangan yang sangat besar jumlahnya untuk Indonesia.
Data tahun 2016 menunjukkan bahwa buruh migran Indonesia menyumbang devisa Rp118 triliun. Tahun 2018, jumlahnya jauh lebih besar lagi.
Baca Juga: Gaji Tak Sesuai yang Dijanjikan Agen, 8 TKI Ilegal Kabur ke Hutan Hingga Kelaparan
Buruh Migran Indonesia berkontribusi dalam menghasilkan remitansi sebesar US$ 8,9 miliar atau sebesar Rp118 triliun di tahun 2016. Ini setara 1% produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Data tersebut tercantum dalam Laporan Bank Dunia bertajuk Pekerja Global Indonesia, yang merupakan survei pertama soal buruh migran Indonesia oleh Bank Dunia.
Rodrigo A. Chaves, Country Director Indonesia dan Timor Leste Bank Dunia mengatakan, angka tersebut akibat makin masifnya migrasi buruh dari Indonesia ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Korea.
"Saat ini terdapat lebih dari 9 juta WNI yang bekerja di luar negeri. Buruh migran ini bisa dapat penghasilan enam kali upah mereka dibandingkan di dalam negeri," kata Rodrigo di acara Indonesian Global Workers: Juggling Opportunities and Risks, Selasa (28/11).
Meski demikian ada beberapa catatan dari Rodrigo terkait masifnya kuantitas buruh migran asal Indonesia. Khususnya soal jenis pekerjaannya.
"Lebih dari tiga perempat dari 9 juta buruh migran adalah pekerja berketerampilan rendah," sambung Rodrigo.
Dari laporan tersebut, jenis pekerjaan utama buruh migran Indonesia ada di Pembantu Rumah Tangga (PRT)/Pengasuh anak sebesar 32%.
Selain itu berturut-turut adalah pekerja pertanian 19%, pekerja konstruksi 18%, pekerja pabrik 8%, perawat lansia 6% pekerja toko/restoran/hotel 4%, sopir 2%, dan pekerja kapal pesiar 0,5%.
Sementara soal negara tujuan utama, Malaysia jadi yang paling unggul. Sebesar 55% buruh migran asal Indonesia bekerja di Malaysia. Setelahnya, Saudi Arabia 13%, Cina 10%, dan Hong Kong 6%.
Baca Juga: Indonesia dan Australia Tekan Kesepakatan, TKI Pun Ketiban Untung
Vivi Alatas, Lead Economist for Poverty Bank Dunia mengatakan, kontribusi buruh migran ini sejatinya bisa lebih dimaksimalkan. Sebab dari total remitansi Rp 118 triliun itu, rata-rata hanya 18% dari total pendapatan buruh migran.
Ia pun tambahkan, memang perlu perubahan paradigma bagi buruh migran dalan bekerja di luar negeri, sebagai kontributor pembangunan ekonomi nasional. "Bukan sekadar jalan-jalan atau bekerja selama 5 tahun, 10 tahun," ujar Vivi.
Sementara itu,melihat dataBank Indonesia (BI) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) 2018, nilai transfer uang dari paraTKI ke dalam negeri mencapai 10,9 miliar dolar AS dalam setahun terakhir.
Ingin tahu jumlahnya jika dikonversi menjadi rupiah? Mencapai Rp157 triliun!
Ya, sekali lagi, jangan pernah meremehkan profesi setiap orang!
Artikel ini sebagian sudah tayang di Kontan.Co.Id dengan judul "Buruh migran hasilkan devisa Rp 118 Triliun".
Baca Juga: Takut Rugi, Malaysia Mohon Indonesia Batalkan Rencana Hentikan Pengiriman TKI