Ternyata, menurut Rushdy, Jenderal AH Nasution pernah menjelaskan bahwa istilah "Jas Merah" merupakan judul yang diberikan oleh Kesatuan Aksi 66.
"Menurut AH Nasution, 'Jas Merah' adalah judul yang diberikan Kesatuan Aksi 66 terhadap pidato Presiden, bukan judul yang diberikan Bung Karno," kata Rushdy dalam bedah pidato Bung Karno di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu, (15/5/2019), seperti dilansir INTISARI dari Antara.
Dalam pidato yang dibacakan oleh Bung Karno pada 17 Agustus 1966 tersebut, menurut Rushdy, bahkan istilah "jas merah" tak pernah disinggung sekalipun.
Bung Karno sendiri memberi judul "Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!" pada pidatonya sebagai upaya untuk mempertahankan garis politik yang dibuatnya.
Saat itu, Bung Karno memaparkan tentang kondisi Indonesia yang menurutnya berada dalam kondisi genting selama beberapa tahun.
Selain itu, Bung Karno juga banyak menyinggung mengenai betapa konflik sesama anak bangsa semakin meruncing.
Bung Karno menggambarkan betapa Indonesia, selama 21 tahun merdeka, mengalami banyak dinamika, romantika, bahkan juga dialektika.
Sementara itu, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Suyatno, pidato itu sendiri menjadi pidato kepresidenan terakhir Bung Karno sebelum dirinya dilengserkan oleh Orde Baru.
Baca Juga: Kisah Pilu Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
KOMENTAR