Intisari-online.com - Praktik perbudakan wanita untuk menyediakan seks bagi pasukannya dalam Perang Dunia II adalah sedikit sekuel yang kita ketahui.
Pasalnya, sistem wanita penghibur bukan lagi sebuah hal rahasia dalam militer Jepang kala itu.
Dalam dokumen dan catatan melansir Chron, menunjukkan bahwa setelah menyerah pada AS, Jepang membuat sistem "wanita penghibur" yang serupa untuk GI Amerika.
Otoritas AS mengizinkan sistem pelacuran resmi beroperasi, meskipun laporan internal perempuan dipaksa masuk sebagi pelacur.
Baca Juga : Jadi Anak Orang Terkaya ke 2 di Dunia, Ternyata Uang Saku Putri Bill Gates Hanya Rp150 ribu per Minggu
Orang Amerika paham betul dengan hal itu, terbukti dari perlakukan Jepang terhadap wanita-wanita di seluruh negara Asia bekas jajahannya selama perang.
Puluhan ribu perempuan dipekerjakan untuk menyediakan seks murah bagi pasukan AS sampai pada musim semi 1946, sebelum Jenderal MacArthur menutup rumah bodril itu.
Sistem prostitusi yang dipaksa
Dokumen-dokumen menunjukkan bahwa rumah bordil yang ditawarkan ke dalam operasi ketika pasukan Amerika menduduki Jepang sejak 1945.
"Sayangnya, kami harus mendirikan stasiun wanita penghibur untuk pasukan yang yang menduduki Jepang," kenang sejarah resmi Departemen Kepolisian Prefektur Ibaraki.
Baca Juga : Mengenal Jo Cameron, Wanita 60 Tahun yang Tak Pernah Bisa Merasakan Sakit, Termasuk Saat Melahirkan
Source | : | chron.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR