Advertorial
Intisari-Online.com - Satu hal yang sama-sama dimiliki oleh setiap budaya adalah persenjataan.
Pedang adalah contoh yang lazim dari ini.
Mulai dari pedang Skandinavia Ulfbehrt hingga pedang Samurai Jepang, mereka mewakili puncak teknologi kuno dan menjadi simbol status sosial.
Satu pedang yang tidak seterkenal lainnya adalah shotel.
Baca Juga : Rahasia Tergelap Abad 21, Rumah Sakit China Ambil Organ Secara Ilegal Guna Penuhi Permintaan
Pedang shotel digunakan di tempat yang sekarang disebut Ethiopia sejak 980 SM.
Apa yang Membuat Shotel Unik?
Shotel adalah salah satu dari sejumlah pedang dengan bilah melengkung.
Itu adalah bilah yang terlihat sangat mencolok, menakutkan, dan sepertinya akan menimbulkan kerusakan besar.
Bentuk ini lebih ekstrem daripada kebanyakan bilah melengkung lainnya dan hampir setengah lingkaran.
Panjangnya sekitar 1 meter, sangat menakutkan, dan bermata dua yang membuatnya sangat mematikan.
Tidak seperti banyak pedang, sebagian besar contoh shotel yang bertahan tidak memiliki banyak hiasan.
Pegangannya terbuat dari kayu atau tanduk badak dan sangat sederhana serta polos.
Siapa yang Menggunakan Pedang Shotel?
Bukti paling awal untuk penggunaan shotel adalah peradaban Damotian.
Tidak banyak yang diketahui tentang Damotian, tetapi kita tahu kerajaan mereka disebut D'mt dan bahwa budaya mereka ada dari sekitar 980 SM hingga 400 SM.
Baca Juga : Ketika Malaysia Masuk dalam 'Jebakan' China dan Tak Bisa Lepas Lagi
Pedang itu dikerahkan oleh kedua unit terpasang dan infanteri.
Seiring berjalannya waktu, beberapa prajurit mulai mengkhususkan diri dalam penggunaan shotel dan mereka yang berlatih dengan pedang tersebut diberi nama 'meshenitai.'
Amda Seyon I adalah anggota dinasti Solomon dan kaisar Ethiopia antara 1314 dan 1344 Masehi.
Di bawah pemerintahannya kekaisaran menaklukkan banyak wilayah tambahan dan memainkan peran utama dalam menyebarkan agama Kristen di seluruh wilayah.
Baca Juga : Gara-gara Teknologi Canggih Israel, Etiopia yang Sangat Miskin Akhirnya Jadi Surga Pertanian nan Makmur!
Pada saat itu, pasukan Ethiopia menggunakan pedang pendek dan panjang, tetapi ada kelas prajurit yang disebut Shotelai yang menggunakan pedang shotel.
Mereka membentuk Axurarat Shotelai, yang merupakan salah satu pasukan paling elit Amda Seyon I, dan mereka memainkan peran penting dalam keberhasilan militer pemerintahannya.
Bagaimana Pedang Shotel Digunakan?
Baca Juga : Dokter Keluarkan 56 Batu dari Ginjal Bocah 9 Tahun Ini, Petugas Medis Ungkap 5 Penyebabnya!
Bilah melengkung shotel sangat mirip dengan sabit dan hampir mustahil ditangkal dengan pedang perisai lain.
Shotelai dan meshentai mampu menjangkau di belakang perisai lawan mereka dan membuat kerusakan serius.
Metode lain adalah mengayunkan pedang, sehingga bilahnya jatuh tegak lurus di atas kepala musuh.
Namun, terlepas dari apa yang tampaknya menjadi keuntungan taktis besar, desain shotel memang agak rumit.
Hulu shotel terlalu kecil proporsinya dibanding dengan bilah yang melengkung besar membuatnya sulit digunakan.
Bahkan mengeluarkan pedang seperti sabit dari sarungnya terasa aneh, dan sarung pedang itu sendiri berada sekitar satu kaki lebih panjang dari pedang yang sebenarnya.
Kisah-kisah Eropa tentang pedang digambarkan secara tidak praktis.
Banyak orang Ethiopia menganggap shotel mereka tidak lebih dari hiasan.
Pedang shotel bukan dipakai untuk menakut-nakuti musuh, tetapi sebagai cara untuk mengesankan calon kekasih.
Tidak dapat dipungkiri bahwa shotel terlihat ganas dan tentu saja memiliki beberapa keuntungan dalam pertempuran.
Namun, tidak peduli betapa kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh pedang ini, banyak yang melaporkan bahwa pedang tidak berguna dalam pertempuran.
Mungkin umur panjangnya merupakan bukti keberhasilannya dalam mengesankan para wanita.
Baca Juga : 10 Manfaat Kesehatan Jantung Pisang, Termasuk Dapat Memperkuat Rahim