Advertorial
Intisari-Online.com - Perlu diketahui bahwa Indonesia saat ini dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Yakni dengan kekayaan spesies baik flora maupun faunanya yang sangat kaya.
Kekayaan flora dan fauna ini juga disebabkan oleh posisi geografis Indonesia di garis khatulistiwa, serta bentuknya yang berupa kepulauan.
Namun, tahukah Anda bahwa keanekaragaman hayati di Indonesia juga sangat tinggi di masa prasejarah dulu?
Temuan terbaru mengungkap keberadaan spesies hominid (kera besar) purba baru di Indonesia pada epos Pleistocene, yang berlangsung dari sekitar 2,5 juta hingga 11 ribu tahun yang lalu.
Riset yang dilakukan oleh tim dari Senckenberg Research Institute and Natural History Museum ini dilakukan lewat pemerikaan seluruh fragmen fosil hominid koleksi Museum Senckenberg.
Berdasarkan analisis struktur gigi dan rahang, ditemukan bahwa terdapat spesimen fosil yang tidak menyerupai struktur spesies yang telah ada sebelumnya.
“Studi tomografi mikro-komputer dan analisis terhadap enamel gigi menunjukkan bahwa gigi ini tidak dimiliki oleh Homo erectus ataupun orangutan”, jelas Clement Zanolli, peeliti dari University of Bordeaux, yang terlibat dalam riset ini, seperti yang dilansir dari Phys.org, Selasa (9/4/2019).
Baca Juga : Dokter Keluarkan 56 Batu dari Ginjal Bocah 9 Tahun Ini, Petugas Medis Ungkap 5 Penyebabnya!
Fosil gigi dan rahang ini berasal dari spesimen yang selama ini dianggap dimiliki oleh Meganthropus paleojavanicus. M. paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada 1941 di kawasan Sangiran, Jawa Tengah.
Spesimen fosil M. paleojavanicus tidak pernah ditemukan dalam kondisi lengkap, namun hanya terdiri dari beberapa fragmen gigi dan rahang bawah.
Ukuran fragmen fosil ini lebih besar dari H. erectus, sehingga berujung pada penamaan Meganthropus, yang secara harfiah berarti manusia besar.
Ketidaklengkapan fosil ini menjadikan status taksnomoni Meganthropus menjadi misteri.
Konsensus umum diantara para paleontolog menyatakan bahwa Meganthropus merupakan subspesies dari Homo erectus.
Temuan terbaru ini agaknya mengubah hal tersebut, karena berdasarkan analisis perbandingan struktur gigi dan rahang, Meganthropus tidak memiliki karakter yang ditemukan pada hominin (manusia purba) seperti H. erectus.
Baca Juga : 10 Manfaat Kesehatan Jantung Pisang, Termasuk Dapat Memperkuat Rahim
Pola dan bentuk gigi Meganthropus lebih mirip dengan orangutan dibanding H. erectus.
“Kita berasusmi bahwa spesies ini menjadikan buah-buahan dan bagian tumbuhan lain yang tumbuh di atas tanah sebagai makanan utamanya” ujar Ottmar Kullmer, yang juga terlibat dalam riset ini.
“Sedangkan, Homo erectus kemungkinan memiliki pola makan yang lebih fleksibel, karena kemampuannya untuk memasak dan mengolah makanan”, tambahnya.
Baca Juga : Bangsa Yahudi Terkenal Cerdas, Ternyata 7 Faktor Inilah Penyebabnya
Hasil ini mengindikasikan bahwa Meganthropus termasuk hominid ( kera purba), namun bukan hominin (manusia purba).
Berdasarkan hasil riset ini, diketahui bahwa pada sekitar satu juta tahun lalu, Indonesia dihuni oleh sedikitnya tiga spesies hominid, yaitu H. erectus, Pongo (orang utan), dan Meganthropus.
“Kemungkinan besar juga terdapat genus lain, seperti kera raksasa Gigantopithecus.
Tapi kita belum menemukan bukti konklusif mengenai ini”, tutupnya.
Temuan ini dipublikasikan di jurnal Nature Ecology & Evolution.
Baca Juga : Seekor Monyet Datangi Prosesi Pemakaman dan Elus Kepala Keluarga yang Berduka
Artikel ini telah tayang di Kompas.com olehJulio Subagio dengan judul "Punya Gigi Unik, Spesies Kera Purba Baru Ditemukan di Indonesia"