Advertorial

Kisah 'Nekat' Seorang Perempuan untuk Hidup Bersama Seorang Pembunuh yang Baru Keluar dari Penjara

Ade S

Editor

Ketika semua orang membicarakan Stephen yang baru saja bebas dari penjara karena kasus pembunuhan, perempuan itu justru meminta nomor teleponnya.
Ketika semua orang membicarakan Stephen yang baru saja bebas dari penjara karena kasus pembunuhan, perempuan itu justru meminta nomor teleponnya.

Intisari-Online.com -Menjalin hubungan dengan seorang mantan narapidana, apalagi untuk kasus pembunuhan, tentu bukanlah sesuatu sulit dilakukan banyak orang.

Tidak bisa dipungkiri adanya rasa takut akan kemungkinan orang tersebut mengulang tindakan kriminal yang pernah dilakukannya.

Namun tidak demikian bagi Sammy Mellor (29) yang justru berani untuk menjalin hubungan dengan seorang mantan narapidana kasus pembunuhan.

Setiap orang layak diberi kesempatan kedua. Begitulah yang dipikirkan oleh ibu yang berasal dari Inggris tersebut ketika menikahi seorang pembunuh.

Baca Juga : Leonarda Cianciulli, Pembunuh Sadis dari Italia, Darah Korban Jadi Kue Sementara Daging Korban Jadi Sabun

Wanita asal Preston mengisahkan kembali pertemuannya dengan suami yang kini hidup bersamanya. Kala berusia 19 tahun, Sammy bekerja sebagai pelayan bar dan bertemu dengan Stephen Mellor yang kini berusia 41 tahun. Melansir dari Daily Mail, ketika semua orang membicarakannya Stephen yang pada hari itu baru saja bebas dari penjara karena kasus pembunuhan, perempuan itu justru meminta nomor teleponnya. Setelah beberapa kali kencan dan resmi berpacaran, keduanya memutuskan menikah dan sekarang telah dikaruniai empat anak, bersama satu anak lain dari Stephen dari hubungan sebelumnya. "Saya tidak pernah terganggu dengan masa lalu. Tapi saya benci dia harus menjalani waktu di penjara," ujarnya.

Baca Juga : Kisah Belle Gunness, Gadis Petani yang Menjelma Jadi Psikopat Pembunuh Pria-pria Kesepian Demi Harta Warisan

"Saya percaya semua orang harus diberikan kesempatan kedua," kata Sammy. "Dia merupakan orang terbaik yang pernah saya temui. Dia tidak pernah menyembunyikan yang terjadi dari siapa pun, imbuhnya. Sammy pada akhirnya mengetahui, sang suami dikeluarkan dari sekolah pada usia 13 tahu dan kemudian terlibat dalam geng. Dia tidak hanya dikirim ke penjara dua kali karena menyebabkan cedera tetapi juga karena luka berbahaya. Dia telah menggigit hidung dan telinga orang-orang. Ketika mencapai usia 17 tahun, dia sudah berurusan dengan ekstasi dan heroin. Stephen juga menceritakan bagaimana gengnya terlibat dalam perang wilayah dengan pengedar lain yang dipimpin oleh John Dookie. Ketika keadaan menjadi lebih runyam di antara mereka, pada 14 Februari 1997, dia mengatur pertemuan Dookie. Selama pertemuan itu, Dookie ditikam di perut dan dipukuli habis-habisan oleh gengnya. Namun, Stephen memanggil mobil polisi untuk menyelamatkan nyawa Dookie, meski dia meninggal dua hari kemudian.

Baca Juga : 3 Taktik Rahasia dari Dunia Pembunuh Kuno, Termasuk Senjata Khususnya

Sementara bukan hanya dia saja yang menikamnya, Stephen tetap dihukum karena pembunuhan dan dijatuhi hukuman penjara. "Stephen membenci apa yang terjadi malam itu, dan dia merasa dia tidak punya jalan keluar dari kehidupan yang dijalaninya," tutur Sammy. Meskipun masa lalunya kejam, pasangan ini menjadi pasangan resmi dan Sammy memuji Stephen karena sikapnya yang romantis. Perempuan itu juga mengakui pada awalnya keluarganya waspada terhadap pernikahan mereka. "Dia biasa membelikan saya bunga setiap akhir pekan dan buah setiap Rabu karena ada pasar petani tempat dia bekerja," kata Sammy. Stephen begitu memuji istrinya yang dapat menerima, mendukung, dan selalu bersamanya melewati hari-hari tersulit. "Saya melalui depresi dan kegelisahan berlebihan, dan dia selalu mendukung saya. Kencan pertama kami sangat luar biasa dan menjadi dasar bagi kami sekarang ini," ujarnya.

(Veronika Yasinta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perempuan Ini Berbagi Kisah Hidupnya Setelah Nikahi Seorang Pembunuh".

Baca Juga : Ini 4 Makanan Alami Pembunuh Sel Kanker yang Disebut Lebih Baik daripada Kemoterapi Menurut Peneliti

Artikel Terkait