Advertorial

Pola Makan Buruk Ternyata Lebih Berbahaya Daripada Merokok

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Namun tahukah Anda, bahwa ternyata pola makan yang buruk ternyata lebih membunuh dari pada menjadi perokok.
Namun tahukah Anda, bahwa ternyata pola makan yang buruk ternyata lebih membunuh dari pada menjadi perokok.

Intisari-online.com - Mungkin kebiasaan makan tidak teratur sering dilakukan oleh kebanyakan orang.

Namun tahukah Anda, bahwa pola makan yang buruk ternyata lebih membunuh daripada menjadi perokok.

Menurut Metro, peneliti mengungkapkan makan secara tidak sehat merupakan seperlima penyebab dari semua kematian, daripada merokok.

Karena kaitannya dengan penyakit kanker dan diabetes.

Baca Juga : AI Super Wide-Angle Vivo V15, Abadikan Kehangatan Keluarga di Momen Terbaik

Lebih dari 130 ilmuwan membandingkan kebiasaan diet dengan tingkat kematian tinggi dan penyakit di 195 negara.

Mereka menemukan pada 2017, pola makan buruk ternyata menjadi penyebab 11 juta kematian, atau 22 persen dari total yang dicatat.

Rincian analisis ini menunjukkan rendahnya asupan biji-bijian, dan buah-buahan konsumsi natrium yang menyumbang lebih dari setenah kematian akibat diet.

Sisanya, dikaitkan dengan konsumsi tinggi daging merah, olahan minuman manis, makanan tidak sehat termasuk makan yang mengandung asam trans-lemak.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Sebagian besar kematian disebabkan oleh penyakit jantung, diikuti kanker dan diabetes tipe 2.

Salah satu penyebab utamanya adalah pola makan buruk, yang menyebabkan kecacatan menurut laporan peneliti dalam jurnal The Lancet.

Sebagai perbandingan, tingkat kematian akibat pola makan dengan merokok dikaitkan dengan delapan juta kematian.

Ilmuwan terkemuka Dr Ashkan Afshin, dari University of Washington, mengatakan "Diet yang buruk adalah pembunuh yang setara."

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

"Kami meneliti hal itu ditinjau berdasarakan berbagai demografi, orang, usia, jenis kelamin, dan status ekonomi," katanya.

"Kami juga menyoroti, pentingnya konsumsi makanan yang sehat, dan membandingkannya dengan makanan yang tidak sehat," tambahnya.

"Kebiasaan diet yang berfokus pada pola makanan sehat dapat memiliki efek yang lebih menguntungkan daripada pola makan yang tidak sehat,"lanjutnya.

Diet yang dimaksud terkait dengan kematian, adalah tinggi sodium dan rendah dalam biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan dan asam lemak omega 3.

Baca Juga : Bos NASA: Uji Coba Rudal Anti-Satelit India Sangat Mengerikan, Bahayakan ISS dan Atronot

Masing-masing faktor ini menyumbang sekitar 2% dari semua kematian global.

Artikel Terkait