Intisari-Online.com - Hubungan Uni Eropa dan Indonesia bisa saja rusak dalam beberapa waktu ke depan.
Hal ini terkait dengan kebijakan mereka mengenai sawit Indonesia yang dianggap diskriminatif.
Bahkan, kebijakan tersebut sampai memicu munculnya ancaman balasan dari pemerintah Indonesia.
Baca Juga : 5 Fakta Siswi SD yang Tewas di Kebun Sawit, Ingin Diperkosa Namun Korban Menangis
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, bila Uni Eropa akhirnya mengimplementasikan kesepakatan Renewable Energy Directive (RED) II, maka benua biru tersebut sudah secara terang benderang melakukan tindakan yang merugikan minyak sawit Indonesia.
"Jadi selain kita gugat ke WTO, kita juga bisa retaliasi, memangnya kenapa, kalau mereka sepihak, masak kita tidak bisa lakukan yang sepihak juga,"ujarnya, Rabu (20/3).
Meski demikian, Darmin mengatakan, pemerintah Indonesia akan berupaya membatalkan kebijakan diskriminasi terhadap sawit itu dibatalkan.
Baca Juga : Kaget, Koin Lawas Seribu Rupiah Gambar Kelapa Sawit Ini Dijual dengan Harga Jutaan!
Saat ini implementasi kebijakan tersebut sudah disetujui oleh komisi Uni Eropa.
Begitu selesai pembahasan akan dilakukan voting di parlemen UE untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut.
"Kalau upaya ketidakadilan berlanjut, bisa sampai mempengaruhi hubungan baik Uni Eropa dan Indonesia, jangan main-main!" tegas Darmin.
Darmin juga mengungkapkan akan membangun dukungan. Dukungan akan dilakukan melalui negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Dewan Negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC).
Indonesia juga akan terus meminta dukungan dari dunia usaha untuk menolak aturan tersebut.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR