Advertorial

Bahayakah Jika Kita Memiliki Kebiasaan Suka Mengunyah Es Batu?

Adrie Saputra
Mentari DP
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Kebiasaan mengunyah es batu dikenal dengan pagophagia. Bahayakah jika kita memiliki kebiasaan suka mengunyah es batu?
Kebiasaan mengunyah es batu dikenal dengan pagophagia. Bahayakah jika kita memiliki kebiasaan suka mengunyah es batu?

Intisari-Online.com – Apakah Anda suka mengunyah es batu?

Mungkin terdengarnya menarik. Apalagi di tengah udara yang panas.

Namun, jika Anda memiliki kebiasaan ini dan terlalu sering melakukannya, maka Anda harus waspada.

Mengapa?

Baca Juga : Tiga Bulan Alami Sembelit, Seluruh Usus Pria Ini Harus Diangkat

Dilansir dari healthline.com pada Rabu (23/1/2019), dalam medis, kebiasaan untuk mengunyah es batu disebut pica.

Pica adalah kebiasaan mengunyah atau memakan benda yang tak lazim.

Biasanya, pica dialami oleh anak-anak, namun kebiasaan mengunyah es batu dikenal dengan pagophagia dan ini dapat terjadi pada segala usia.

Pisa biasanya muncul saat seseorang kekurangan suatu nutris tertentu pada tubuh.

Sementara pada pagophagia, kondisi tersebut muncul akibat penderita mengalami kekurangan zat besi atau anemia.

Hanya saja, untuk masuk dalam kategori pagophagia atau kecanduan mengunyah es batu, Anda harus memiliki gejala selama satu bulan atau lebih.

Seperti ia akan mencari es batu secara terus-menerus dan dapat mengunyah es dari freezer untuk memenuhi keinginannya.

Lalubahayakah jika kita memiliki kebiasaan suka mengunyah es batu?

Dilansir dari theguardian.com, jika Anda memiliki kebiasaan mengunyah es batu, maka Anda memiliki tanda kekurangan gizi atau gangguan makanan.

Dan hal ini dapat merusak kualitas hidup kita.

Baca Juga : Jadi Suami-Istri Sehari, Pernahkah Adolf Hitler Berhubungan Intim dengan Eva Braun?

Kekurangan zat besi

Sebuah penelitian yang mengevaluasi perilaki 81 pasien yang menderita anemia defisiensi besi, menemukan bahwa pagophagia merupakan kondisi yang sering ditemui.

Tercatat, sekitar 16% dari peserta mengalami pagophagoa memperlihatkan gejala kekurangan zat besi.

Beberapa teori mengatakan bahwa kekurangan zat besi dapat menyebabkan gejala seperti nyeri pada lidah, mulut kering, berkurangnya kemampuan mengecap, dan kesulitan menelan.

Dan dengan kebiasaan mengunyah es batu, gejala di atas bisa mengurangi rasa tidak nyaman.

Peningkatan kerja otak

Seorang psikolog dari universitas Pennsylvania, Melissa Hunt, Ph. D memperkirakan bahwa saat seseorang mengunyah es batu, maka ia dapat merangsang perubahan pada peredaran darah di otak.

Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan suplai oksigen ke otak. Lalu peningkatan aliran oksigen ini dapat meningkatkan kewaspadaan dan kecepatan berpikir.

“Letika suhu dingin menyentuh wajah, suhu dingin tersebut akan menyempitkan pembuluh darah tepi,” ucap Melissa.

“Dan sebagai gantinya, mengalirkan lebih banyak darah ke otak. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan kerja otak.”

Baca Juga : 4 Hal yang Tak Boleh Orangtua Lakukan pada Anaknya, Salah Satunya Puji Anak dengan Sebutan ‘Pintar’!

Masalah pada gigi

Para peneliti tidak mengatakan kebiasaan mengunyah es batu mungkin tak memberikan dampak seburuh dan seberbahaya merokok atau minum alkohol.

Hanya saja, dampak terbesar yang akan dialami oleh penderita pagophagiaadalah masalah pada gigi dan rahang.

Kebiasaan mengunyah es dapat mengikis gigi dan merusak gusi.

Lalu Anda juga mungkin akan mengalami nyeri pada otot-otot rahang atau gangguan pada sendi rahang.

Jika kondisi ini tidak diobati, maka penderita memiliki beberapa risiko. Misalnya, masalah jantung, termasuk pembesaran jantung dan gagal jantung.

Atau bagi ibu hamil bisa ada kelahiran prematur da berat badan lahir rendah. Dan pada bayi dan anak-anak seperti gangguan perkembangan dan pertumbuhan fisik.

Baca Juga : Buka Rute Indonesia, Maskapai Pramugari Berbikini asal Vietnam: Kami Tak Akan Pakai Bikini di Indonesia

Artikel Terkait