Advertorial

10 Bencana Alam Paling Mematikan Sepanjang 2018, 2 dari Indonesia

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Di tahun ini, ada banyak hal yang terjadi. Salah satunya adalah bencana alam. Inilah 9 bencana alam paling mematikan di tahun 2018.
Di tahun ini, ada banyak hal yang terjadi. Salah satunya adalah bencana alam. Inilah 9 bencana alam paling mematikan di tahun 2018.

Intisari-Online.com – Tahun 2018 akan segera berakhir.

Di tahun ini, ada banyak hal yang terjadi. Dari kebahagiaan sampai duka cita. Salah satunya adalah bencana alam.

Ya, di tahun 2018 ada beberapa bencana alam yang memakan banyak korban jiwa.

Dilansir dari timesofindia.indiatimes.com pada Rabu (26/12/2018), inilah 10 bencana alam paling mematikan di tahun 2018.

Baca Juga : Serangkaian Bencana Alam Pada 2018 Bikin Kondisi Bumi Berubah

Kebakaran hutan di California

Kebakaran hutan di California disebut sebagai bencana alam paling mematikan di tahun 2018.

Sebab kejadian ini menewaskan sedikitnya 85 orang, dengan jumlah orang hilang mencapai 296 orang, menurut departemen Butte County Sheriff.

Kebakaran hutan di California ini terjadi cukup lama. Antara tanggal 8 November hingga 16 November.

Jadi, selama dua minggu api terus membakar kawasan seluas 153.336 hektar dan menghancurkan 14.000 rumah dan ratusan bangunan lainnya.

Gempa di Papua Nugini

Papua Nugini dilanda gempa bumi dengan kekuatan 7,5 SR pada bulan Februari, 2018 yang menewaskan sedikitnya 160 orang dan ratusan lainnya terluka.

Pusat gempa adalah 10 kilometer (6,2 mil) di barat kota Komo.

Papua Nugini juga mengalami beberapa gempa susulan. Seperti pada bulan Maret yang menewaskan 25 orang lainnya dan gempa berkekuatan 6,3 SR yang menewaskan 4 orang lainnya pada 7 April.

Dilaporkan lebih dari 270.000 orang mengungsi.

Baca Juga : Kaleidoskop 2018: 10 Daftar Pertanyaan Kesehatan Paling Dicari di Google Tahun 2018

Banjir di Korea Utara

Korea Utara dilanda hujan lebat sejak 28 Agustus 2018 dan menyebabkan banjir hebat.

Akibatnya, bencana alam ini menewaskan sedikitnya 76 orang, serta lainnya hilang dan kehilangan tempat tinggal.

Selain banjir besar, hujan juga menyebabkan tanah longsor di daerah dataran rendah yang pada akhirnya menghancurkan lebih dari 800 bangunan termasuk rumah, klinik dan sekolah di provinsi Hwanghae Utara dan Selatan.

Gelombang panas Pakistan

Salah satu kota terbesar di Pakistan, Karachi mengalami gelombang panas pada Mei 2018, yang menewaskan sedikitnya 65 orang.

Suhu di sini mencapai 44 derajat Celcius dan gelombang panas bertepatan dengan bulan puasa, di mana sebagian besar umat Muslim tidak makan atau minum di siang hari.

Sebelumnya, kota ini juga mengalami gelombang panas. Contoh gelombang panas pada tahun 2015 menewaskan sedikitnya 1.200 orang yang kebanyakan lansia, sakit, dan tunawisma.

Banjir di Nigeria

Dilaporkan 199 orang meninggal di Nigeria karena banjir besar-besaran pada Agustus-September tahun ini di mana lebih dari 1.000 orang lainnya juga terluka.

Banjir sudah melanda seperti dari 36 negara bagian Nigeria sejak akhir Agustus dan membuat 1,92 juta warganya mengungsi.

Banjir di Jepang

Pada akhir Juni hingga pertengahan Juli 2018, hujan deras terjadi di barat daya Jepang mengakibatkan banjir besar dan mengakibatkan kematian setidaknya 225 orang.

Hujan deras juga menyebabkan cuaca terburuk di negara itu dalam 36 tahun.

Sebab ia menewaskan banyak orang di komunitas di lereng gunung dan dataran banjir sebagian besar tidak terganggu oleh badai.

Sekitar 160 rumah hancur dan 700 lainnya menderita kerusakan signifikan akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan Mabi.

Baca Juga : Kaleidoskop 2018 : 4 Trik dan Aplikasi Terpopuler untuk Menyadap WhatsApp

Banjir di Kerala

Karena curah hujan yang sangat tinggi selama musim hujan, Kerala mengalami banjir terburuk pada bulan Agustus dalam hampir seabad yang menewaskan lebih dari 400 orang dan banyak yang hilang.

Bisa dibilang ini adalah banjir terburuk sejak tahun 1924.

Gunung Api Guatemala

Guatemala mengalami beberapa letusan gunung berapi tahun ini.

Yang terakhir pada November setelah pihak berwenang mengumumkan peringatan merah dan mengevakuasi sekitar 4.000 orang untuk kelima kalinya pada 2018.

Gunung berapi Fuego meletus mengirimkan semburan abu dan lava ke bawah gunung. Dilaporkan letusan gunung ini setinggi 3.763 meter,

Pijar juga meletus 1.000 meter di atas kawah dan mengalir batu dan abu panas membentang hampir 2 mil (3 kilometer) ke bawah satu sisi gunung berapi.

Diketahui ini adalah salah satu gunung api yang paling aktif di Amerika Tengah dan letusan pada bulan Juni menewaskan 194 orang.

Gempa Indonesia

Indonesia diguncang oleh serangkaian gempa bumi tahun ini, yang terkuat adalah gempa berkekuatan 6,9 skala Richter pada 5 Agustus.

Lebih dari 500 orang tewas dan hampir 1.500 lainnya terluka dalam gempa tersebut. Sebagian besar korban tewas oleh puing-puing yang jatuh di bagian utara dan barat Lombok.

Jawa dan Sumatra mengalami gempa bumi masing-masing pada bulan April dan Juli 2018, tetapi gempa paling merusak tahun 2018 terjadi kemudian di pulau Lombok dan di Sulawesi Tengah.

Tsunami Indonesia

Salah satu bencana alam paling mematikan tahun 2018 adalah tsunami Banten yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam.

Hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda meningkat menjadi 429 orang.

Jumlah itu meliputi korban di 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.

Selain korban meninggal, tercatat 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang. BNPB juga mencatat, ada 16.802 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.

Selain korban jiwa, tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018) itu menyebabkan sejumlah kerusakan.

Tercatat, sebanyak 882 unit rumah rusak, 73 penginapan berupa hotel dan vila rusak, 60 warung rusak, 434 perahu kapal rusak, 24 kendaraan roda 2 rusak, 41 kendaraan roda 2 rusak, 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak.

Inilah 10 bencana alam paling mematikan di tahun 2018.

Baca Juga : 5 Temuan Baru Tentang Bumi di Tahun 2018, Salah Satunya Benua Afrika ‘Terbelah Dua’

Artikel Terkait