Advertorial

Fakta dan Sejarah Perayaan Natal yang Jarang Diketahui Orang

Tika Anggreni Purba
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Pada 300 tahun pertama kekristenan, gereja-gereja tidak memiliki hari khusus untuk merayakan kelahiran Yesus.
Pada 300 tahun pertama kekristenan, gereja-gereja tidak memiliki hari khusus untuk merayakan kelahiran Yesus.

Intisari-online.com—Seiring dengan perkembangan budaya dan manusia, Natal juga dirayakan dengan berbagai cara.

Namun, sebetulnya, Natal bukan saja soal semarak, kemegahan, dan sukacita.

Dalam agama Kristen dan Katolik Natal yang sebenarnya adalah memperingati kelahiran Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia.

Berikut fakta dan sejarah Natal yang sering tak diketahui.

Baca Juga : Rayakan Natal, Dua Seteru Gencatan Senjata dan Main Bola Bareng, Habis Itu Perang Lagi

1. Natal pertama kalinya dirayakan pada 336 sesudah masehi

Pada 300 tahun pertama kekristenan, gereja-gereja tidak memiliki hari khusus untuk merayakan kelahiran Yesus.

Nah, sejak tahun 336 Sesudah Masehi tanggal 25 Desember pertama kali dicatat dalam almanak Roma dan catatan pemimpin Kristen.

2. Tidak ada penjelasan mengapa tanggal 25 Desember ditetapkan menjadi hari Natal

Natal dirayakan berdasarkan cerita kelahiran Yesus, namun Alkitab sendiri tidak memberikan referensi bahwa Yesus lahir di bulan Desember.

Para ahli sejarah malah meyakini bahwa Yesus kemungkinan lahir di musim semi berdasarkan kitab Lukas.

Sebab pada kelahiran Yesus digambarkan ada penggembalaan domba.

Beberapa orang percaya bahwa 25 Desember ditetapkan menjadi perayaan Natal sebagai alternatif berdasarkan kepercayaan pagan Romawi.

Ada pula yang menghitungnya dengan asumsi penghitungan tanggal berdasarkan penanggalan saat Yesus disalibkan.

3. Beberapa gereja ortodoks merayakan Natal di bulan Januari

Seperti kaum ortodoks Rusia dan Yunani merayakan kelahiran Yesus pada 6-7 Januari setiap tahunnya.

Mereka menggunakan kalender Julian ketimbang Gregorian yang sebagian besar digunakan di dunia.

4. Ada beberapa musafir yang melarang Natal dirayakan

Ada beberapa peziarah/musafir Amerika yang mengikuti jejak Oliver Cromwell (yang mengambil alih Inggris pada tahun 1645) melarang Natal dirayakan demi menyingkirkan tradisi dekaden.

Di Inggris, Natal akhirnya dirayakan lagi setelah monarki telah dipulihkan pada tahun 1660.

Tapi masih belum dijadikan hari libur federal di AS hingga 26 Juni 1870.

Baca Juga : Ini 11 Tanda Orang dengan EQ Lemah, Salah Satunya Mudah Tersinggung!

Artikel Terkait