Advertorial

Pengaruh Psikologis pada Anak yang Jarang Bermain dengan Orangtua

Adrie Saputra
K. Tatik Wardayati
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Karena kesibukan orangtua, bukan berarti tidak ada waktu untuk bermain dengan anak. Luangkan waktu untuk bermain dengan anak demi tumbuh kembangnya.
Karena kesibukan orangtua, bukan berarti tidak ada waktu untuk bermain dengan anak. Luangkan waktu untuk bermain dengan anak demi tumbuh kembangnya.

Intisari-Online.com – Jangan karena kesibukan orangtua mencari nafkah, lantas waktu untuk bermain dengan anak sering berkurang.

Belum lagi, di rumah pun perhatian orangtua zaman sekarang masih terbagi lagi dengan gadget dan media sosial.

Padahal, waktu berkualitas bersama anak sangat penting bagi tumbuh kembangnya.

"Itu tantangan para orangtua di kota-kota besar. Waktu sudah habis di luar sehingga saat bertemu anak energinya sudah habis dan sudah capek," kata psikolog anak Ayoe Sutomo, M. Psi, ketika ditemui pada acara peluncuran Cadbury Dairy Milk Lickable di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Baca Juga : Cucu Wiranto Meninggal, Ini Tips Agar Anak-anak Aman Bermain dan Tetap Aktif Meski di Dalam Rumah

Menurutnya, emosional anak akan terpengaruh jika jarang berinteraksi dengan orangtuanya.

Pada akhirnya, mereka akan merasa dirinya tidak berharga dan memiliki konsep diri yang buruk. Konsep diri merupakan pembentuk karakter anak.

Mereka yang memiliki konsep diri yang baik akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih positif dan siap menghadapi masa depan.

"Ketika anak merasa punya kedekatan emosional yang baik, anak merasa disayang, merasa aman karena orangtuanya benar-benar ada, orangtuanya mengakui dia dan membuat dia merasa penting," ucap Ayoe.

Baca Juga : (Video) Jantung Serasa Mau Copot, Seorang Gadis Bermain Boneka di Dinding tanpa Pagar Pembatas Setinggi 12 Meter!

Kedekatan emosional dengan anak bisa dibangun dari kegiatan sehari-hari, misalnya menemani anak bermain tanpa terganggu oleh televisi atau ponsel.

Ketika bermain bersama orangtua, anak harus merasa senang.

Selain itu, orangtua juga harus mampu memilih jenis permainan yang mampu memberikan menstimulasi lengkap.

"Misalnya stacking, itu kan bisa melatih koordinasi motorik kasar, melempar benda terus kalah itu kan anak ada yang sangat sedih juga. Orangtua bisa masuk di sana untuk semangati dia," tuturnya.

Tak perlu waktu yang terlalu banyak untuk bermain bersama anak.

Ayoe menyebutkan, setidaknya ada dua hal yang diperlukan, yakni niat dan kreativitas.

Baca Juga : Bermain Sekaligus Mengenalkan Konsep Perlindungan Dini pada Anak

Niat

Niat berarti orangtua memilih waktu yang tepat untuk berinteraksi penug dengan anak.

Jika pemilihan waktu tepat, meluangkan waktu sekitar 15-30 menit saja bisa menjadi efektif.

"Dengan catatan tidak disambi, gadget dikesampingan, benar-benar main dengan anak. Bermain itu bukan mengawasi atau lihatin, tapi terlibat langsung, terjadi interaksi," kata Ayoe.

Selain itu, kenali jam biologis anak. Pilih waktu yang tepat agar interaksi menjadi lebih efektif. "Mau pagi saat bangun tidur atau malam sebelum tidur baca cerita bisa," kata dia.

Baca Juga : Di Kampung Ini, Anak-anak Wajib Bermain dan Tersenyum, Tapi Tak Boleh Sering Main Hp

Kreativitas

Terkadang orangtua bingung untuk memilih kegiatan yang harus dilakukan guna mengisi quality time bersama anak.

Kreativitas amat berperan.

Salah satu contohnya bisa dengan membelikan anak oleh-oleh mainan setiap pulang kerja.

Dengan begitu, interaksi anak terhadap orangtua akan terbangun ketika orangtua tiba di rumah.

Baca Juga : Ngeri, Seorang Balita Berumur 2 Tahun Tewas Akibat Bermain Pistol!

"Jadi kuncinya niat dan kreatif-lah dengan anak," ujar Ayoe. (Nabilla Tashandra) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengaruh Psikologis Anak yang Jarang Bermain dengan Orangtua".

Artikel Terkait