Advertorial
Intisari-online.com - Wealth-X, sebuah perusahaan riset yang berfokus pada kekayaan, mengatakan, 338 orang atau 12 persen dari 2.754 miliarder di dunia berasal dari China.
Jumlah ini merupakan posisi kedua setelah Amerika Serikat yang mempunyai 680 orang (25 persen) orang kaya di dunia.
Sementara dari daftar 500 orang terkaya di dunia Bloomberg Billionaires Index, 38 di antaranya berasal dari China.
Adapun UBS Group AG menyebutkan setiap dua hari terdapat satu miliarder baru di China.
Baca Juga : Ekonomi China Melesat, Setiap Minggu, Muncul Dua Miliarder Baru di China
Di sisi lain, Jack Ma, orang terkaya di China dan juga CEO Alibaba yang mempunyai kekayaan 38,5 miliar dollar AS, secara resmi menjadi anggota dari Partai Komunis China (PKC).
Banyaknya miliarder yang dihasilkan China tersebut tentu menimbulkan pertanyaan kenapa China yang berideologi komunis yang disebut-sebut sebagai antitesis kapitalisme justru banyak menghasilkan miliarder.
Jawabannya, reformasi besar-besaran yang dilakukan Deng Xiaoping, pemimpin tertinggi China, empat dekade lalu.
Reformasi tersebut berhasil mengubah China menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia dan menghasilkan banyak miliarder di negeri Tirai Bambu itu.
Baca Juga : Hidup Bergelimang Harta, Miliarder Cantik Rusia Ini Sangat Tertekan karena Permintaan Orangtua
1. Mengapa PKC membiarkan ada simpatisannya yang kaya?
Deng Xiaoping mengatakan, kemiskinan bukanlah sosialis. Menurut dia, seseorang perlu menjadi kaya untuk meningkatkan mata pencarian orang lain.
Selain itu, meskipun konstitusi partai tersebut mengatakan cita-cita dan tujuan tertinggi adalah merealisasikan komunis, hal ini tidak diberikan kerangka yang jelas untuk mencapainya.
Oleh karena itu, pemimpin partai memiliki banyak ruang untuk melakukan manuver dalam tujuan yang lebih luas.
Sejak reformasi Deng ini, lebih dari 700 juta orang telah terangkat dari kemiskinan di China.
Baca Juga : Demi Mendapat Utang, Ratusan Mahasiswa China Rela Serahkan Foto Bugil, Untuk Apa?
2. Komunis China Secara resmi, China memandang komunis sebagai utopia modern.
Setiap orang secara kolektif akan memiliki alat produksi, semua warga negara akan bekerja untuk kebaikan bersama, semua orang akan sama, dan kekayaan akan didistribusikan berdasarkan kebutuhan.
Apakah itu realistis atau tidak, partai telah menggariskan tahapan pengembangan yang dibutuhkan untuk sampai ke tahapan komunis ini.
Sebelum mencapai tahapan komunisme tersebut, China harus mewujudkan apa yang dinamakan sosialis. Hal ini dicanangkan Presiden Xi Jinping untuk dilaksanakan pada 2035.
3. Sosialis apa yang dimaksudkan?
Xi Jinping mengatakan dalam pidatonya tahun lalu, modernisasi sosialis akan berarti China adalah pemimpin global dalam inovasi, aturan hukum, dan budaya China akan memiliki daya tarik yang lebih besar di seluruh dunia.
Orang akan menjalani kehidupan yang nyaman, setiap orang akan memiliki akses ke layanan publik, dan kesenjangan pendapatan - terutama antara daerah perkotaan dan pedesaan - akan berkurang secara signifikan.
Lingkungan pun turut mengalami perbaikan. Partai Komunis China mendukung bisnis swasta dan wirausaha sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Namun, dalam praktiknya, kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin besar. Xi Jinping mengatakan, China harus mengurangi kesenjangan tersebut.
Salah satu caranya diterjemahkan ke dalam kebijakan perpajakan, yakni dengan memangkas pajak bagi wajib pajak berpendapatan rendah sambil meningkatkan pungutan atas aset seperti properti bagi orang kaya.
Baca Juga : Di China iPhone Ternyata Digunakan Orang Miskin, Sedang Xiaomi Justru Digunakan Orang Kaya, Ini Datanya
4. Pengawasan terhadap orang kaya
Pemerintah Xi Jinping meningkatkan pengawasan terhadap bagaimana orang kaya mendapatkan uang mereka. Pemerintah China menyelidiki berbagai kasus yang melibatkan para taipan.
Wu Xiaohui, pendiri Anbang Insurance Group dan Xiao Jianhua, pemilik Tomorrow Holding, diperintahkan untuk melepaskan hampir seluruh aset keuangan yang mereka miliki.
Sementara seperti dilansir Bloomberg, beberapa miliarder secara tiba-tiba menghilang. Hal itu antara lain pimpinan Landing International Development Ltd Yang Zhihui yang menghilang secara misterius.
Adapun miliarder Guo Wengui melarikan diri ke luar negeri.
Bulan ini, dia bekerja sama dengan mantan ahli strategi Donald Trump, Steve Bannon, mengumpulkan 100 juta dollar AS untuk mendukung penyelidikan atas kematian dan hilangnya para eksekutif, politisi, dan tokoh publik China.
Walau demikian, banyak miliarder China yang menjadi penasihat atau anggota parlemen.
Selain Jack Ma yang menjadi anggota PKC, orang terkaya lainnnya yakni Ma Huateng ( pemilik Tencent Holdings), juga menjadi delegasi di Kongres Rakyat Nasional China. (Mutia Fauzia)
Baca Juga : Pengemis Tua Kaya Raya Ini Punya Villa Mewah di China, tapi Tetap Saja Tidak Mau Berhenti Minta-minta
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa China Bisa Menghasilkan Banyak Miliarder?"