Dulu waktu kita kecil, orangtua biasa melakukan "ritual" korek kuping. Namun, setelah jadi orang tua, justru kita sering mendengar, "Jangan sembarangan mengorek kuping anak". Maka kita pun ragu-ragu melakukan rutinitas yang satu ini. Padahal, yang benar, kita harus membersihkan telinga anak kita yang belum bisa melakukannya sendiri, mengajari anak yang sudah bisa mandiri untuk membersihkan telinganya dan membersihkan telinga kita sendiri. Mengapa?
Telinga merupakan alat indera yang boleh disebut "barometer" masalah. Banyak hal dapat terjadi pada telinga. Belum tentu menyangkut pendengaran, memang, tetapi dapat mengganggu pendengaran, mengganggu keseimbangan, atau bahkan menimbulkan nyeri hebat. Karenanya, telinga perlu dibersihkan secara teratur agar selalu dalam kondisi baik.
Telinga luar yang berupa daun dan saluran telinga, adalah bagian yang paling memerlukan perhatian. Dinding saluran telinga selalu menghasilkan cairan berlemak. Bagian itu juga menghasilkan cairan lain yang bersama-sama cairan berlemak tadi membentuk serumen. Fungsi serumen membawa kotoran keluar liang telinga dengan bantuan gerakan rahang sebelum akhirnya menguap. Bila cairan sampai menumpuk dan membentuk sumbatan, pendengaran dapat berkurang. Ini sering terjadi pada balita karena belum dapat membersihkan sendiri lubang telinganya. Karena itu, orang tualah yang bertugas membersihkannya.
Caranya mudah. Untuk bayi dan anak kecil, rebahkan kepala anak di pangkuan kita. Tarik daun telinganya ke atas belakang untuk mempermudah melihat isi saluran telinganya, lalu keluarkan kerak-kerak putih di dinding saluran itu dengan memakai kapas telinga (cotton bud). Selain telinga menjadi sehat, kegiatan ini dapat pula menjadi "kontak pribadi" antara orangtua dan anak yang bila dilakukan dengan kasih sayang, akan selalu menjadi kenangan indah bagi anak.
Anak yang lebih besar (sudah dapat mandi sendiri) dapat diajari membersihkan telinganya sehabis mandi, 2 - 3 hari sekali, seperti yang dilakukan orang dewasa. Serumen basah dapat dibersihkan dengan kapas telinga, sedangkan yang keras harus dikeluarkan dengan pengait khusus untuk telinga. Ketika membersihkan, kapas telinga cukup masuk sekitar 1 cm, yaitu pada bagian yang menghasilkan serumen saja. Bila kapas terlalu ke dalam dan menyentuh gendang telinga, kita akan terbatuk secara refleks.
Pada bayi, sedikit saja gangguan pada telinga, misalnya radang, sudah dapat membuatnya gelisah dan menangis terus sambil menarik-narik telinganya. Bila terjadi demikian, periksalah saluran telinga luarnya, barangkali ada bisul di sana. Meski tidak berbahaya, bisul bisa menimbulkan nyeri hebat pada bayi. Bawalah ke dokter keluarga, ia membutuhkan tetes telinga antibiotik. Untuk mengurangi nyerinya, kita juga dapat memberinya pereda nyeri seperti parasetamol dan kantung hangat yang ditempelkan pada telinga yang sakit. Ingat, jangan memasukkan kapas atau apa pun ke telinganya! Bila ia tampak tidak sehat, apalagi disertai demam, mungkin ia mengalami radang telinga tengah. Segeralah ke dokter keluarga.
Balita juga punya kebiasaan memasukkan sesuatu, seperti manik-manik, ke telinganya. Bila itu terjadi dan terlihat oleh kita serta yakin benda itu tidak melukai atau merusak dinding saluran yang halus itu, kita dapat mengeluarkannya sendiri dengan kait telinga khusus. Tetapi, bila bimbang, mintalah pertolongan dokter. Bila yang nyelonong serangga, pertolongan pertamanya adalah masukkan air suam-suam kuku ke telinganya. Dengan cara itu serangga akan terbawa keluar bersama aliran air. Jangan lupa menarik-narik daun telinga untuk membuat saluran lebih lurus.
Sementara itu, kita juga mesti hati-hati terhadap selesma atau alergi. Keduanya bisa mengakibatkan gangguan pendengaran atau tuli lantaran lendir menghalangi sirkulasi udara hidung dan tenggorokan yang berhubungan langsung dengan telinga. Hati-hati pula terhadap radang telinga kronis yang menghasilkan cairan radang (sekret) dan sering terjadi tanpa tanda radang yang menonjol. Radang macam ini juga bisa bikin tuli.