Stres Oke, Distres 'No Way'

K. Tatik Wardayati

Penulis

Betul, stres membuat kita tegar. Sebaliknya, distres bisa menyebabkan jiwa dan raga sakit, diri dan lingkungan terganggu. Dengan relaksasi kita bisa mengendalikan stres sehingga tidak…
Betul, stres membuat kita tegar. Sebaliknya, distres bisa menyebabkan jiwa dan raga sakit, diri dan lingkungan terganggu. Dengan relaksasi kita bisa mengendalikan stres sehingga tidak…

Betul, stres membuat kita tegar. Sebaliknya, distres bisa menyebabkan jiwa dan raga sakit, diri dan lingkungan terganggu. Dengan relaksasi kita bisa mengendalikan stres sehingga tidak sampai menimbulkan distres.

Didasari alasan fisik maupun psikologi, ternyata kurang tepat bila kita selalu menghindar dari stres. Stres justru diperlukan untuk perkembangan jiwa dan raga. Ia merangsang kegembiraan dan ketegaran, yang diinginkan banyak orang setelah mencapai suatu keberhasilan; sebut saja, memenangkan perlombaan atau menyampaikan presentasi dengan baik.

Seseorang yang terbiasa menghadapi stres (dan mampu bertahan) juga akan memiliki daya tahan dalam menghadapinya. Sampai tingkat tertentu situasi stres akan bisa dilaluinya dengan enteng. Sebaliknya, orang yang tidak pernah mendapatkan stres, akan rentan. Baru stres ringan yang datang, dia sudah mengalami distres, yaitu gangguan mental atau fisik akibat stres. Apalagi kalau menerima tempaan stres berat.

Distres bisa menimpa pikiran (unsur jiwa) dan alat nalar (unsur raga), kemauan (unsur jiwa) dan alat gerak (unsur raga), serta perasaan (unsur jiwa) dan alat cerna (unsur raga). Stressor (sumber stres) yang bisa mendatangkan distres pun ada beberapa macam. Ada stressor fisik (kuman penyakit, kecelakaan, dan kurang gizi), stressor kejiwaan (frustasi, konlik, tekanan, dan krisis), dan ada pula stressor lingkungan/sosiobudaya (kemiskinan, pengangguran/PHK, pernikahan, diskriminasi rasial, konflik agama).

Penanganan penderita distres tanpa obat bisa dilakuan dengan memilih relaksasi dan latihan menangani stres sebagai salah satu cara untuk keluar dari ancaman distres. Dengan relaksasi, ketegangan fisiologis akan menurun sehingga akan menurunkan denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan mengurangi keringat. Kondisi ini akan membuat perasaan lebih nyaman, pasien dapat berpikir lebih tenang, sehingga akan lebih mampu menghadapi situasi lingkungan yang tidak sesuai dengan harapannya. Distres bisa hilang dan eustres (sehat) pun datang.

Caranya, cukup gampang. Saat melakukan relaksasi kita bayangkan menghadap stressor. Kalau melihat ular membuat kita sres, ya kita bayangkan melihat ular. Tidak usah melihat ular yang sesungguhnya. Dengan cara ini, pertama-tama napas memang akan kacau. Tapi lama-kelamaan bisa bagus. Kalau sudah seperti itu, dalam kejadian yang sesungguhnya juga akan seperti itu.

Jadi, stres tidak untuk dihindari. Justu kita harus berlatih menghadapinya.