Advertorial
Intisari-Online.com- Zaman dan teknologi terus berkembang dan semakin maju.
Industri bisnis pun juga tak mau ketinggalan untuk memanfaatkan teknologi guna mengejar kecepatan dan meraup profit tinggi.
Namun, penerapan kemajuan teknologi semacam ini bisa juga menjadi hambatan jika tak diimbangi dengan kesejahteraan pekerja.
Seperti yang terjadi pada pekerja McDonald's di Florida, Amerika Serikat.
Baca Juga:Miris, di Balik Harga Produknya yang 'Wah', 4 Merek 'Branded' Ini Bayar Buruhnya Sangat Kecil
Baca Juga:Menurut Dokter Ini, Boleh-boleh Saja Makan Junk Food, Asal...
Mereka berbondong-bondong berhenti bekerja karena menu dan teknologi baru membuat semuanya rumit.
Pembaruan ini dilakukan melalui teknologi baru dan aplikasi seluler yang justru menjadi bumerang.
Karyawan McDonald's mengatakan bahwa mereka memiliki lebih banyak tugas tanpa kenaikan gaji atau jumlah pekerja.
Kondisi ini menyebabkan tekanan dan prosedur kerja yang rumit.
"Mereka menambahkan banyak hal rumit, sehingga membuat pekerja semakin sulit," kata Westley Williams, salah seorang mantan karyawan sebagaimana dilansir The Sun (14/3/2018).
Dia mengatakan bahwa dia berhenti karena kekacauan yang disebabkan oleh pesanan aplikasi seluler, menu baru, dan tambahan kios pemesanan.
"Ini sangat memberatkan," katanya, menambahkan bahwa dia tidak mendapat kenaikan gaji meski harus menyelesaikan lebih banyak tugas.
Memang dengan teknologi akan memungkinkan terjadi tingkat efisiensi, namun hal ini tidak sebanding jumlah karyawan yang dimiliki.
Baca Juga:Inilah 5 Kasus Perceraian yang Paling Aneh di Dunia, Salah Satunya Bercerai Karena Burung Beo
Restoran dengan layanan cepat saji ini pun sedang mengalami sedikit masalah.
McDonald's tengah mengalami kendala kekurangan karyawan.
Baca Juga:Konsumsilah Jahe Setiap Hari dan Beberapa Penyakit Ini akan Menjauh dari Hidup Anda