Advertorial

Duh, Kota Ini Diprediksi Akan Menjadi Kota Pertama di Dunia yang Kehabisan Air, Jakartakah?

Mentari DP

Editor

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa hampir 850 juta orang di dunia kekurangan akses terhadap air minum yang aman dan kekeringan meningkat.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa hampir 850 juta orang di dunia kekurangan akses terhadap air minum yang aman dan kekeringan meningkat.

Intisari-Online.com - Cape Town, ibukota negara Afrika Selatan, adalah rumah bagi sebagain besar hewan di dunia.

Selain itu, mereka juga menjadi salah satu tujuan wisata yang terkenal di dunia.

Tapi kota ini juga bisa menjadi terkenal karena diprediksi menjadi kota besar pertama di dunia yang kehabisan air.

Kok bisa?

(Baca juga:Wow! Hong Kong dan Singapura Jadi Negara yang Memiliki IQ Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa Ya?)

(Baca juga:10 Cairan Paling Mahal di Dunia Harganya hingga Ratusan Miliar, di Antaranya Ternyata Sering Kita Gunakan!)

Dilansir dari bbc.com, sebuah proyeksi terakhir menunjukkan bahwa air di kota ini bisa habis pada awal Maret 2018.

Krisis tersebut disebabkan oleh curah hujan selama tiga tahun belakangan yang sangat rendah, ditambah dengan meningkatnya konsumsi oleh populasi yang terus bertambah.

Pemerintah daerah pun berlomba untuk mengatasi situasi tersebut. Seperti membuat pabrik yang dapat mengubah air laut untuk dapat diminum, proyek pengumpulan air tanah, sampai program daur ulang air.

Sementara itu, empat juta penduduk Cape Town didesak untuk menghemat air dan menggunakan tidak lebih dari 87 liter (19 galon) per hari.

Pencucian mobil dan pengisian kolam renang telah dilarang. Bahkan tim kriket India, yang sedang berkunjung, diberi tahu untuk membatasi mandi pasca pertandingan hanya menjadi dua menit.

Kota lain juga berisiko mengalami hal yang sama

Sebenarnya, masalah terkait air tidak hanya terjadi di Cape Town saja.

Organisasi Kesehatan Dunia, yang dikutip dari news.nationalgeographic.com, mengatakan bahwa hampir 850 juta orang di dunia kekurangan akses terhadap air minum yang aman dan kekeringan meningkat.

(Baca juga:Coba Rendam Kaki dalam Air Es Selama 15 Detik Setiap Malam, Deretan Manfaat Berikut akan Anda Rasakan!)

Contoh, di negara berkembang, mereka telah kehilangan air sampai 80% karena kebocoran, menurut konsultan lingkungan Jerman GIZ.

Selain itu, kekeringan dalam beberapa tahun terakhir telah memicu kelaparan dan kerusuhan di negara-negara pedesaan di sekitar Laut Arab, dari Iran sampai Somalia.

Lalu banyak dari 21 juta penduduk Mexico City hanya memiliki bagian air yang mengalir pada hari itu, sementara satu dari lima orang mendapatkan air dari keran untuk seminggu.

Beberapa kota besar di India mengaku sudah tidak memiliki air yang cukup.

Serta pengelola air di Melbourne, Australia, melaporkan musim panas lalu bahwa mereka kehabisan air dalam waktu kurang dari satu dekade.

Di Indonesia juga sama.

Karena penduduk menyedot air tanah dari bawah permukaan, Jakarta bisa menjadi sangat kering sehingga kota ini diprediksi tenggelam lebih cepat dari pada laut yang meningkat.

Terakhir, sama seperti di Cape Town, waduk di Sao Paulo, Brasil, turun sangat rendah di tahun 2015.

Akibatnya pipa-pipa menarik lumpur, truk air darurat dijarah, dan aliran air ke keran di banyak rumah dipotong sampai beberapa jam dua kali seminggu.

(Baca juga:Jangan Anda Kira Minum Air Putih Tak Berbahaya, Begini Penjelasannya)

Artikel Terkait