Advertorial

Apakah Hak Untuk Meninggal Sendirian Akan Populer di Masyarakat?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Beberapa orang memilih untuk menyendiri saat menjelang akhir hayat mereka.
Beberapa orang memilih untuk menyendiri saat menjelang akhir hayat mereka.

Intisari-Online.com- Bukan berarti kesepian, beberapa orang lebih suka dibiarkan mati sendiri dengan damai.

Sejauh ini seperti yang kita tahu, tidak ada orang yang mau meninggal sendirian.

Contohnya ketika dalam keadaan sakit keras, seluruh anggota keluarga dan orang-orang terdekat cenderung akan berkumpul.

Namun terkadang beberapa dari kita ingin sendirian lalu mereka meninggal tanpa pamit.

(Baca juga:Sukses dan Bikin Rekor di Industri Musik AS, Rapper Indonesia Rich Brian Sebenarnya Hanya Berusaha Jadi Orang Berguna)

(Baca juga:Tujuh Ponsel Jadul Ini Sekarang Harganya Selangit, Anda Pernah Punya yang Mana?)

Hal seperti ini kadang adalah isyarat bahwa mereka lebih suka sendirian menjelang akhir hayat.

Banyak literatur penelitian di berbagai negara membahas budaya tentang kematian yang baik.

Hampir semua percaya bahwa tidak ada yang harus sendirian ketika meninggal, paling tidak keluarga harus menemani.

Lebih jauh itu, mati dalam kesendirian lebih diasosiasikan sebagai hal buruk, menyedihkan, gelap, dan sepi yang harus dihindari.

Dilansir pada Independent.co.uk,media memberitakan kematian selebriti seperti Victoria Wood atau David Bowie dengan damai karena dikelilingikeluarga.

Namun, untuk kasus mati dalam kesendirian penggambarannya akan negatif, seperti mengejutkan, sepi, tragis bahkan mendapa dakwaan menyedihkan oleh masyarakat.

Beberapa orang lebih suka sendirian

Glenys Caswell, peneliti senior di University of Nottingham, Inggris, menunjukkan bukti berlawanan dengan kebanyakan norma/ representasi budaya di atas.

Beberapa orang memilih untuk menyendiri saat menjelang akhir hayat mereka.

Bagi mereka sekarat bukanlah hal buruk, akhir hayat terjebak di rumah sakit dianggap jauh lebih buruk daripada sekarat sendirian.

(Baca juga:Reinhard Gehlen, Tokoh Intelijen Nazi yang Sukses Bergabung dengan CIA yang Awalnya adalah Musuh Besarnya)

Perawat juga percaya bahwa, seseorang yang sekarat memiliki kendali atas waktu kematiannya.

Hal itu dibuktikan dengan pasien yang 'memilih' meninggal ketika keluarga yang menungguinya tengah tertidur atau keluar sejenak.

Selanjutnya, Caswell juga mengemukakan bahwa sekarang sudah saatnya membicarakan dan menerima bahwa beberapa orang menginginkan kondisi kematian yang berbeda.

Menurutnya, keterbukaan melalui diskusi dapat membantu kesalah pahaman yang dirasakan anggota keluarga saat melewatkan kematian saudara mereka.

Manusia memang memiliki hak atas dirinya sendiri, namun fakta ini cenderung aneh bukan?

(Baca juga:Tentara Perempuan Kurdi yang Sukses Hancurkan Tank Canggih Turki Buktikan bahwa Mereka Tak Mudah Ditaklukkan)

Artikel Terkait