Advertorial
Intisari-Online.com -Para pejuang suku Kurdi yang turut andil dalam upaya menghancurkan kekuatan ISIS di Suriah dan Irak sempat mendapatkan nama sebagai para petempur yang tangguh.
Tentara Kurdi banyak di antaranya adalah para wanita. Mereka memiliki kemampuan tempur dan persenjataan yang canggih karena dilatih dan didukung langsung oleh AS.
Tapi setelah meraih kemenangan melawan ISIS dan suku Kurdi yang berdomisili di antara perbatasan Irak-Suriah-Turki ingin membentuk negara merdeka sendiri, konflik baru pun pecah.
Baik Turki maupun Irak sama-sama tidak menyetujui jika suku Kurdi sampai mendirikan negara merdeka. Bagaimanapun juga, wilayah “negara Kurdi” dipastikan akan mencaplok wilayah Turki dan Irak.
(Baca juga:Operasi Babilon, Serangan Udara Israel Paling Spektakuler yang Sukses Menghancurkan Reaktor Nuklir Irak)
Pemerintah Turki sendiri selama ini sudah gerah karena wilayah perbatasannya sering dimasuki suku Kurdi sehingga militer Turki kerap melakukan serangan bersenjata untuk mencegahnya.
Turki bahkan mengkhawatirkan wilayah perbatasan yang didiami oleh suku Kurdi telah menjadi persembunyian para militant dari kelompok Al Nusra yang berafilisiasi dengan al-Qaeda.
Kelompok Al Nusra memang telah beberapa kali menyerang Turki menggunakan roket sehingga pemerintah Turki pun makin naik pitam.
Dengan alasan menggempur basis-basis teroris di kawasan yang didiami suku Kurdi itu Turki pun melancarkan serangan udara menggunakan jet-jet tempur F-16-nya.
Tapi serangan udara Turki ternyata dilaksanakan secara membabi buta dan cenderung menyerang semua warga Kurdi sehingga para wanita dan anak-anak pun turut jadi korban.
Serangan udara Turki ke wilayah perbatasan yang didiami suku Kurdi itu memang tidak bisa dilawan.
(Baca juga:Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu)
Pasalnya para petempur Kurdi sama sekali tidak memiliki pesawat tempur dan minim persenjataan antiserangan udara.
Warga Kurdi bahkan harus hidup dalam ketakutan karena sewaktu-waktu bisa menjadi korban pembantaian serangan udara Turki.
Para ibu dan anak-anak pun terpaksa harus menyingkir ke dalam gua-gua agar selamat dari korban bombardemen AU Turki.
Apalagi serangan udara Turki dilancarkan minimal sehari lima kali sehari secara membabi buta.
Sebagai pendukung para pejuang Kurdi, AS sebenarnya bingung untuk menghadapi serangan udara Turki menggunakan jet-jet tempuryang notabene merupakan produksi AS.
Militer AS kebingungan karena baik Turki maupun Kurdi sama-sama kawan.
Tapi AS sebenarnya lebih menyukai Turki.
(Baca juga:Robot Ini Diklaim Paling Seksi dan Paling Mirip Manusia, Bisa Diajak Bercinta Sampai Ngobrol)
Pasalnya Turki merupakan negara Sekutu AS yang merupakan pelanggan pembeli persenjataannya dan telah menjadi pangkalan militer AS untuk beroperasi di Timur Tengah.