Advertorial

Tekanan Darah Naik Setelah Makan Daging Kambing, Mitos atau Fakta? Ini Jawabannya

Mentari DP

Editor

Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawinata, SpGK akan mencoba menjawabnya.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawinata, SpGK akan mencoba menjawabnya.

Intisari-Online.com – Baru-baru ini, kita mengetahui fakta bahwa durian tidak mengandung kolesterol.

Nah, kali ini kita juga akan mengetahui fakta baru tentang daging kambing.

Di Indonesia, beberapa orang tidak bisa menyantap daging kambing atau sapi secara tenang.

Sebab, salah satu hal yang mereka takutkan adalah naiknya tekanan darah akibat memakan daging kambing.

(Baca juga:Banyak yang Percaya Daging Kambing Bisa Dongkrak Gairah Seksual, Jangan Diikuti!)

(Baca juga:‘Kebanjiran’ Daging Kambing atau Sapi saat Idul Adha? Dijadikan Tongseng Saja. Ini Resepnya!)

Namun apakah ini fakta atau hanya mitos?

Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawinata, SpGK, datangnya penyakit darah tinggi saat mengonsumsi daging kambing hanyalah mitos.

Bahkan, kata dia, mengunyah satu kilogram daging kambing pun tak akan mendatangkan darah tinggi.

"Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan, babat, otak, dan usus,” kata Johanes saat dihubungiKompas.com.

Johanes menuturkan, daging kambing memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan daging sapi karena kandungan lemak dan kolesterolnya yang lebih rendah.

Dalam takaran 100 gram, lemak daging kambing hanya 3,03 gram, sedangkan daging sapi 7,72 gram. Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram, dan kolesterol sapi 80 miligram.

Selain itu, untuk zat besi, daging kambing juga lebih banyak dengan 3,73 gram, sedangkan daging sapi hanya 2,24 miligram. Kemudian, seng (zinc) pada daging kambing sebesar 5,27 miligram dan sapi 4,61 miligram.

Akan tetapi, cara masak yang tepat juga perlu diketahui agar mendapatkan manfaat nutrisi sepenuhnya.

Bagi pencinta sate kambing, Johanes menyarankan agar tidak memanggangnya hingga gosong.

Saat proses pemanggangan, protein pada daging kambing yang terkena panas tinggi bisa berubah menjadi zat karsinogen.

Dengan begitu, hal ini juga mengonfirmasi bahwa arang sebagai penyebab kanker juga mitos.

“Kalau makan di-grillitu cukup seminggu sekali. Jangan tiap hari (bisa) bikin kanker,” ujar Johanes.

Sementara, jika Anda tak suka daging yang dipanggang, masak dengan kuah juga dapat menjadi pilihan.

Dalam proses ini, lebih baik hindari penggunaan santan yang berlebihan. Penambahan sayur juga dapat menambahkan kandungan vitamin pada hidangan kambing.

(Baca juga:Pilih Daging Kambing atau Domba? Ini Jawabannya …)

(Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Jangan Percaya Mitos, Daging Kambing Tidak Bikin Darah Tinggi”)

Artikel Terkait