Advertorial
Intisari-Online.com -Sungguh malang nasib Sitiyah, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Dusun Wadungdolah, Desa Kaligondo, Kecematan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Bagaimana tidak, sudah disiksa majikannya di Malaysia, ia juga ditelantakan oleh PJTKI yang menaunginya.
Untung saja, Satiyah diselamatkan seseorang di pelabuhan di Batam, Kepulauan Riau. Kini ia dibawa ke rumah sakit di Kota Batam untuk menyembuhkan penyakit yang ia derita.
Meski belum tahu penyakit apa yang menimpanya, paling tidak perempuan kelahiran 17 Februari 1973 ini sudah mendapatkan perawatan medis di RSUD Embung Fatimah, Batuaji, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Ketua Jogoboyo Batam, Rujito ditemui di RSU Embung Fatimah menceritakan, sebelumnya Sitiyah sempat telantar dan ditemukan seseorang di Pelabuhan Punggur Batam, Kepulauan Riau.
(Baca juga:Kenapa Tiba-tiba Banyak Anak 'Zaman Now' Pakai Kaus Bergambar Pisang? Benarkah Gara-gara 'Minion'?)
Oleh orang tersebut, Sitiyah dibawa pulang dan ditumpangkan di seseorang bernama Adek Nainggolan.
“Pengakuan Adek, temannya itu tukang taksi. Karena iba, akhirnya Sitiyah ditumpangkan di kediaman Adek hingga saat ini, lebih kurang empat bulananlah bersama Adek,” terang Rujito.
Dari awal ditemukan hingga saat ini, Sitiyah memang sudah sakit-sakitan, hingga akhirnya saat ini Adek mengalami kesulitan ekonomi.
Adek pun meminta tolong ke kelurahan agar Sitiyah bisa terus dirawat dan bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya.
“Hingga akhirnya Sitiyah bisa mendapatkan perawatan medis di RSUD Embung Fatimah ini,” kata Rujito.
Dari pengakuan Adek, Sitiyah memang kerap dibawa ke rumah sakit, hanya saja tidak sampai rawat inap.
(Baca juga:Iklan Produk Rumah Tangga Malaysia Menghina Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia)
Bahkan Adek berencana jika Sitiyah sudah sembuh akan membantunya pulang ke kampung halaman Sitiyah.
“Namun saat itu Adek juga mengaku belum tahu kampung halaman Sitiyah, makanya Adek fokus pada penyembuhan Sitiyah dahulu,” ungkap Adek.
Menurut dokter yang menangani korban, Sutiyah mengalami pembengkakan di usus, makanya perutnya sedikit agak membesar, dan itu dibuktikan dengan hasil rontgen.
“Cuma saat ini tim dokter masih terus melakukan pengecekan mendalam, ditakutkan ada gejala lain yang diderita Sutiyah saat ini,” kata Rujito.
Lebih jauh Rujito menambahkan, saat ini Sutiyah juga sudah berkomunukasi dengan keluarganya di Dusun Wadungdolah, termasuk anaknya, Hamidah.
“Ya, mudah-mudahan saja Bu Sitiyah cepat sembuh, jadi bisa secepatnya dipulangkan ke kampung halamannya di Dusun Wadungdolah,” ujar Rutijo.
Kangen rumah
Sitiyah dengan sedikit terbata-bata mengaku dirinya juga sudah kangen dengan kampung halamannya.
Jika sudah sembuh, ia ingin segera pulang menemui anak dan cucunya di kampung halaman.
“Saya juga sudah kangen, dari 2013 saya menjadi TKW dan selama itu juga saya tidak bisa berkomunukasi dengan keluarga. Karena setibanya di Malaysia, ponsel saya diambil oleh majikan, sehingga saya tidak bisa berkomunukasi dengan anak saya di kampung,” kata Sitiyah.
Sutiyah juga berpesan agar jangan ada lagi warga Indonesia yang ingin bekerja di luar, seperti Malaysia. Karena rata-rara majikan di sana galak-galak dan suka membuat kita para TKW atau TKI seperti hewan.
“Saya saja sampai setiap hari sering dipukul, salah sedikit dicaci maki. Bahkan kadang ditendang sama anak majikan kalau terlalu lama datang saat diperlukan. Padahal saat itu saya ada kerjaan lain dari orangtuanya,” cerita Sitiyah.
(Baca juga:Bukan ‘Kesaktiannya’, Pasukan Tank Belanda Takut pada Sri Sultan Hamengkubuwono IX karena Pendidikannya)
Saat ini Sitiyah sudah dirawat di ruang perawatan RSU Embung Fatimah, dari sebelumnya sempat berada di ruang UGD karena sakit yang lumayan parah diderita wanita kelahiran Dusun Wadungdolah ini.
“Hanya satu harapan saya, yakni bisa berkumpul bersama anak dan cucu saya di kampung. Semoga saja dalam waktu dekat, penyakit saya ini sembuh, jadi saya bisa pulang kampung,” tutup Sitiyah.
(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Disiksa di Malaysia dan Ditelantarkan PJTKI, Sitiyah Diselamatkan Seseorang di Pelabuhan")