Oleh karena itu, simbolnya adalah Q, berasal dari kata "quarantine".
Konon, di zaman itu, saking mematikannya, wabah tersebut cepat menular dan memakan banyak korban meninggal.
Banyak bendera kuning lalu terlihat di setiap kematian.
Hingga kini, kebiasaan itu berlanjut, meskipun sudah tidak ada wabah mematikan tersebut.
Bendera kuning pada akhirnya identik dengan kematian dan digunakan untuk menandai kematian seseorang. (A. Warih Utomo)
(Baca juga: Riwayat Keris: Dari Keris Cangkring karya Empu Gandring hingga Keris Kyai Sengkelat milik Sunan Kalijaga)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR