Advertorial

Beranilah Bermimpi, Lalu Jagalah Mimpi Itu Jangan Sampai Ada yang Merampasnya

Moh Habib Asyhad

Editor

Beranilah bermimpi, dan jaga baik-baik; jangan sampai ada yang merampasnya.
Beranilah bermimpi, dan jaga baik-baik; jangan sampai ada yang merampasnya.

Intisari-Online.com – Marla selalu berusaha tampil modis, walaupun tidak selalu berhasil. Ia juga terkenal suka melamun.

Suatu kali, ia dipanggil wali kelas, Ibu Tantri.

“Marla, kenapa melamun saja?” tanya Bu Tantri.

“Aku cuma keasyikan aja kok, Bu.”

“Asyik apa, Marla?” si Ibu guru mencoba sabar.

(Baca juga:7 Mimpi Ini Paling Sering Kita Alami, Inilah Maknanya Menurut Pakar Mimpi)

“Bu, setiap hari aku membayangkan suatu hari akan sekolah desain di luar negeri. Mungkin London atau Paris. Lalu aku magang di rumah mode ternama kelas dunia. Mungkin Prada, Gucci, Armani, Fendi. Atau Versace, Chanel, Dolce & Gabanna, Dior ….”

“Marla … jangan meracau.”

“Ehm … Bu, rancanganku akan diperagakan model-model kelas dunia. Brand Marla’s dijual di mal-mal top New York, Paris, Tokyo, London …,”

“Marla!” Ibu guru sudah habis sabar. Bentakannya menyentak Marla kembali ke dunia nyata. “I-iya, Bu …?”

“Melamun harus ada batasnya. Ayahmu hanya pegawai negeri kelas II dan ibumu penjahit. Kau harus menghentikan lamunanmu, atau Kelakuanmu D.”

Marla ternyata tetap saja sering melamun. Akhir tahun pelajaran, semua nilainya baik, karena pada dasarnya berotak encer, kecuali nilai Kelakuan: D.

(Baca juga:Nenek Sumilah yang Diusir Keluarganya Ini Menjual 3 Jaritnya Demi Beli Susu untuk Bayi yang Hendak Dibuang Ibunya)

Lulus SMP ia melanjutkan ke sekolah kejuruan bagian busana. Dengan upaya keras dia berhasil mendapatkan bea siswa lewat internet. Ia belajar di Singapura. Prestasi gemilangnya di sekolah membuatnya terpilih untuk diutus belajar ke Paris.

Dua puluh tahun kemudian, seorang wanita cantik dan fashionable menyambut kedatangan serombongan murid SMP dan seorang pembimbing.

Di pintu dan etalase tercetak dengan huruf besar: Marla’s.

Bu Tantri berkata kepada murid-muridnya, “Anak-anak, dua puluh tahun lalu, Ibu menegur Marla karena berani bermimpi yang tak mungkin. Syukur, ia tidak menaati teguran Ibu.”

Kepada Marla ia menoleh, “Marla, entah berapa mimpi murid telah Ibu rampas. Kini biarlah murid-murid ini belajar berani bermimpi seperti kamu. Maafkan Ibu, Marla.”

Beranilah bermimpi, dan jaga baik-baik; jangan sampai ada yang merampasnya. (LW)

(Baca juga:Karena Uang Rp10 Miliar, Pria Tampan Ini Akhirnya Menikah dengan Wanita yang Usianya 15 Tahun Lebih Tua)

Artikel Terkait