Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang murid Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, MS (12), menjadi korban penganiayaan kepala sekolahnya.
Akibatnya, korban harus mendapatkan perawatan medis di Puskesmas.
Kasat Reskrim Polres Sinjai, AKP Sardan yang dikonfirmasi, Jumat (26/1) mengaku telah menerima laporan kasus penganiayaan tersebut.
Saat ini, penyidik Polsek Sinjai Tengah sedang menyelidiki kasus itu.
BACA JUGA:Patut Dicontoh, Arab Saudi Langsung Gunakan Uang Sitaan dari Koruptor untuk Subsidi Rakyatnya
Sardan menjelaskan, penganiayaan terjadi setelah upacara pengibaran bendera, Senin (22/1).
Korban bersama dua rekannya, AI dan AL dinilai kepala sekolah telat menaikkan Bendera Merah Putih, karena belum sampai puncak ketika lagu Indonesia Raya selesai.
"Korban yang menarik tali bendera. Baru sampai setengah tiang, lagu Indonesia Raya sudah selesai."
"Ketidaksempurnaan itu, diduga membuat kepala sekolah kesal," ujarnya.
BACA JUGA:Mengaku Punya Ilmu Kebal dan Tantang Polisi, Dua Begal Ini Tersungkur di Tangan Tim Anaconda
"Akhirnya setelah upacara, kepala sekolah memanggil ketiga pengibar bendera ke dalam ruangannya. Hanya korban yang mengalami penganiayaan itu, sedangkan kedua temannya hanya dinasehati. Korban dipukul kepalanya bagian sebelah kiri," tambahnya.
Korban tidak langsung merasa pusing saat penganiayaan terjadi.
Tapi beberapa menit setelahnya, kondisi korban drop dan terpaksa dilarikan ke Puskesmas Sinjai Tengah guna mendapatkan pertolongan tim medis.
"Ada interval waktunya antara peristiwa dengan korban mengalami pusing. Kita sudah periksa saksi-saksi dari murid yang melihat kejadian penganiayaan itu."
"Nanti akan dimintai keterangannya, juga guru-guru dan akan dikonfrontir dengan kepala sekolah," tandasnya.
BACA JUGA:Ternyata Ada Fungsi yang Sangat Mematikan dari Semakin ‘Gantengnya’ Desain Pesawat Tempur
(Artikel ini pernah tayang di kompas.com dengan judulTelat Naikkan Bendera, Murid SD Dianiaya Kepala Sekolah)