Advertorial

Jangan Asal Berkawat Gigi Bila Tidak Ingin Gigi Anda Semakin Bermasalah

Moh Habib Asyhad

Editor

Hanya dokter gigi spesialis ortodonti yang berwenang melakukannya. Jadi, pergi ke 'tukang gigi' pinggir jalan sama sekali tidak direkomendasikan.
Hanya dokter gigi spesialis ortodonti yang berwenang melakukannya. Jadi, pergi ke 'tukang gigi' pinggir jalan sama sekali tidak direkomendasikan.

Intisari-Online.com – Kawat gigi seolah menjadi penanda status sosial baru. Begitu banyak yang memakainya, berwarna-warni pula.

Senyum berhias kawat gigi tidak lagi dianggap memalukan, namun sebuah kebanggaan.

Tetapi, apakah benar mereka yang memakai kawat gigi sebenarnya harus memakainya?

Sesungguhnya pemasangan kawat gigi tidak boleh sembarangan dan tidak semua dokter bisa melakukannya.

Hanya dokter gigi spesialis ortodonti yang berwenang melakukannya. Jadi, pergi ke “tukang gigi” pinggir jalan sama sekali tidak direkomendasikan.

Banyak sekali efek samping jika memasang kawat gigi bukan di ahlinya.

(Baca juga:Ini Dia, Cara Mudah Untuk Menjaga Kesehatan Gigi)

(Baca juga:Gempa Jakarta: Benarkah Hewan Mampu Memprediksi Terjadinya Gempa?)

Ada yang tulang alveolarnya (tulang di sekitar akar gigi yang menahan gigi pada tempatnya) terkikis sehingga gigi goyang semua sampai struktur wajah berubah menjadi miring.

Kalau kondisi gigi seseorang tidak terlalu ekstrem, sebenarnya tidak perlu memakai kawat gigi.

“Tetapi kalau gigi bermasalah, misalnya terlalu maju (tonggos) atau gigi yang berjejal (crowded), kawat gigi memang diperlukan,” jelas Drg. Devya Linda, Sp.BM, FISID, Spesialis Bedah Mulut Beyoutiful Aesthetic Clinic, Jakarta.

Kalau alasannya hanya sekadar gaya, tidak disarankan sebab tempelan kawat bisa menimbulkan efek yang tidak bagus bagi gigi.

Apalagi jika tidak bisa membersihkan gigi dengan maksimal. Memakai kawat gigi secara “maksa” malah bisa menyebabkan gigi bolong.

Jika Anda merasa gigi Anda tidak rapi dan memutuskan untuk memasang kawat gigi, sebaiknya konsultasi ke dokter bedah mulut.

Dari hasil konsultasi bisa dilihat apakah ada gigi busuk atau miring yang harus dibuang, gigi tidak tumbuh, dan keadaan mulut secara keseluruhan.

(Baca juga:Carolyn Hartz yang Berusia 70 Tahun Ini Sudah 28 Tahun Tak Mengonsumsi Gula, Hasilnya Sungguh Luar Biasa)

Ada harga ada kualitas

Ada dua jenis kawat gigi: lepasan dan fixed (tetap). Lepasan umumnya untuk anak-anak, misalnya dilihat apakah giginya semakin maju, untuk dicegah dari awal.

Kawat yang fixed umumnya untuk pasien di atas 12 tahun di mana gigi dewasanya sudah tumbuh semua.

Banyak orang enggan ke dokter spesialis sebab harga pemasangan dan bahan kawat gigi mahal.

Padahal ada harga ada barang. Paket pemasangan kawat gigi yang mahal selalu selaras dengan kualitas, terutama bahannya.

Nah, Anda ingin bahan murah dengan tukang gigi tetapi berisiko gigi rusak atau mahal dengan dokter spesialis tetapi bisa dipertanggungjawabkan?

Bahan kawat gigi yang bagus terbuat dari damon (kawat gigi yang tidak membutuhkan karet untuk menyambung bracket yang menempel pada gigi dengan kawat yang melengkung mengikuti kurva gigi) dan titanium.

(Baca juga:Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)

Kedua bahan ini bersifat bio compatible alias cocok dipakai di dalam tubuh manusia.

Setelah pemasangan, perawatan gigi harus lebih maksimal, sebab ada benda asing baru di gigi.

Menggosok gigi harus semakin rajin sebab jika ada makanan yang menyelip di antara gigi dan tidak dibersihkan maka akan menyebabkan bau mulut dan karang gigi.

Sikat gigi untuk pemakai kawat gigi juga harus khusus. Pasta gigi bisa memakai pasta gigi biasa, walau disarankan memakai pasta gigi khusus untuk gigi sensitif.

Berapa lama Anda akan memakai kawat gigi, tergantung seberapa “parah” berantakannya gigi.

Makin ringan keparahannya maka waktu yang dibutuhkan makin pendek, dan semakin cepat pula senyum Anda akan lebih bersinar.

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 2013)

(Baca juga:Nyai Roro Kidul, Sosok Rekaan Panembahan Senopati dalam Babad Tanah Jawi)

Artikel Terkait