Advertorial
Intisari-Online.com -Segitiga Bermuda dikenal sebagai kawasan paling misterius di muka bumi.
Puluhan pesawat terbang serta kapal laut dengan total ratusan penumpang lenyap tak berbekas di kawasan yang terletak di perairan Samudera Atlantik ini.
Indonesia sendiri memiliki beberapa wilayah perairan yang disebut-sebut memiliki ciri yang sama dengan Segitiga Bermuda.
Sebulan sudah berlalu sejak musibah hilangnya pesawat Boeing 737-400 milik Adam Air (Kl 574) rute Surabaya - Manado.
(Baca juga: Setelah 500 Tahun, Misteri Kepunahan Suku Aztec Terpecahkan)
(Baca juga: Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur)
Pencarian besar-besaran dengan melibatkan peralatan canggih dari dalam dan luar negeri belum memperlihatkan hasil.
Rasa putus asa dan pasrah sudah bercampur jadi satu. Meski begitu upaya pencarian masih terus dijalankan.
Di sisi lain, berbagai teori yang mencoba menjelaskan musibah ini ikut bermunculan.
Mulai dari teori pesawat telah meledak berkeping-keping pada ketinggian ribuan kaki, sampai tenggelam di perairan pada kedalaman yang sulit dijangkau.
Meski belum ada satu pun teori ilmiah yang disepakati, muncul pula teori lain yang sifatnya non ilmiah.
Teori ini menyebutkan kalo pesawat nahas tersebut hilang di kawasan yang angker, atau istilah kerennya kawasan Segitiga Bermuda-nya Indonesia.
(Baca juga:Kisah Kerajaan Mataram: Kalau Bapak dan Anak Jatuh Cinta Pada Wanita yang Sama)
Teori Segitiga Bermuda Indonesia
Fenomena kawasan Segitiga Bermuda yang legendaris itu langsung mencuat begitu ada info soal lokasi yang diperkirakan menjadi tempat hilangnya pesawat tadi.
Lokasi yang dimaksud adalah perairan di sekitar kepulauan Masalembo.
Memang lokasi tadi hanyalah salah satu dari sekian lokasi lain di antara Pulau Madura dan Sulawesi Selatan yang disinyalir sebagai tempat raibnya pesawat yang mengangkut 102 penumpang plus kru kabin.
Mengingat di sekitar provinsi itulah terjadinya kontak terakhir antara tower Lanud Hasanuddin Makassar dengan kokpit Adam Air.
Hanya saja kawasan Masalembo ternyata punya kekhususan sendiri.
Sekadar informasi, di kawasan Masalembo ini pernah aba kejadian serupa.
Malah yang raib adalah 2 pesawat dan 2 helikopter sekaligus.
Peristiwa ini terjadi pada awal Februari 1961.
Diawali dengan hilangnya pesawat McDonnell-Douglas DC3 milik Garuda (GA 542).
Dua hari setelah itu tim pencari dikirim.
Tidak tahunya tim pencari yang berangkat menggunakan pesawat Dakota C-47 dan 2 helikopter ikut raib sampai sekarang.
Lantas 20 tahun setelahnya, terjadi lagi musibah tenggelamnya kapal Tampomas II.
Terhitung jumlah korban mencapai 700 orang, 288 di antaranya dinyatakan hilang.
Kemudian yang juga masih hangat kasusnya adalah peristiwa tenggelamnya kapal motor Senopati Nusantara pada tanggal 28 Desember 2006 lalu.
Serentetan peristiwa inilah yang belakangan memunculkan teori jika di kawasan perairan kepulauan Masalembo terdapat fenomena seperti Segitiga Bermuda.
Mistik atau Fenomena Alam?
Benar tidaknya di kawasan Masalembo terdapat fenomena misterius "Segitiga Bermuda" masih dalam perdebatan.
Yang jelas angkernya kawasan tersebut tidak lantas dikaitkan dengan masalah metafisika.
Pasalnya ada teori yang meneybutkan jika faktor alam di kawasan tersebut memang berpotensi menimbulkan bencana.
Kawasan Masalembo dicurigai sebagai titik munculnya fenomena alam yang disebutair pocketatau kantung udara.
Airpocketadalah kondisi di mana udaramengalir dalam kecepatan tinggi.
Pesawat yang kebetulan terbang di atasnya bisa dengan tiba-tiba tersedot ke bawah atau terpental.
Lantas perairan di kawasan tersebut juga berbahaya dengan adanya perairan dalam yang berputar.
Hanya saja kedua fenomena alam tadi belum dipastikan sebagai penyebab dari segala rentetan musibah.
Pasalnya sebelum penelitian atas bangkai pesawat atau kapal dilakukan, belum ada yang bisa memastikannya.
Sementara penelitian untuk kebutuhan ini aja masih sulit dilakukan mengingat bangkainya ada yang raib dan tenggelam.
Yang jelas fenomena Segitiga Bermuda versi Indonesia untuk sementara ini masih seru untuk dibahas.
Pasalnya, selain kawasan Masalembo, masih ada dua kawasan lagi yang dianggap berbahaya untuk transportasi udara dan laut.
Kawasan tersebut adalah gugusan pulau Katangkatang di Sumatera Barat dan perairan Liukang Tangayya Pangkep di Jawa Timur.
Di gugusan pulau Katangkatang kabarnya pernah ada juga pesawat yang raib, yaitu pesawat milik Merpati Airlines.
(Baca juga:Nyai Roro Kidul, Sosok Rekaan Panembahan Senopati dalam Babad Tanah Jawi)
Artikel ini pernah dimuat di Majalah Hai edisi XXXI, Februari 2007