Advertorial

Kota Rjukan, Setiap Tahun Tidak Kena Cahaya Matahari Enam Bulan

Yoyok Prima Maulana

Editor

Dar September sampai Maret, kota Rjukan selalu gelap gulita meski sesungguhnya matahari bersinar terik.
Dar September sampai Maret, kota Rjukan selalu gelap gulita meski sesungguhnya matahari bersinar terik.

Intisari-online.com - Bagaimana ya rasanya jika tidak ada sinar matahari?

Mungkin akan gelap terus menerus dengan udara yang sejuk karena tidak ada panas matahari.

Nah, inilah yang dirasakan penduduk di kota Rjukan, Norwegia, Eropa Utara.

Unik sekali ketika penduduk kota Rjukan dapat melihat matahari tapi mereka tidak dapat merasakan panasnya. Ini terjadi karena cahaya matahari di sana tidak pernah sampai ke daratan.

BACA JUGA:Inilah Kota Paling Berbahaya di Dunia, Letaknya di Sebelah Indonesia

Hasilnya kota mereka menjadi gelap meskipun sesungguhnya matahari sedang bersinar terik.

Setiap musim dingin di bulan September sampai bulan Maret, kota Rjukan mengalami kejadian unik tadi. Kenapa bisa begitu ya?

Ternyata ini disebabkan karena di sana terdapat pegunungan yang tinggi sekali, sedangkan kotanya berada di lereng yang curam.

Pegunungan tersebut menghalangi sinar matahari untuk bisa sampai ke daratan kota Rjukan.

BACA JUGA:Instagram Jadi Media Sosial Paling Buruk bagi Kesehatan Mental

Selama enam bulan setiap tahunnya penduduk kota Rjukan tidak akan merasakan hangatnya sinar matahari.

Pendiri kota tersebut, Sam Eyde, pun merasa kasihan karena melihat keadaan itu sehingga pada tahun 1913 ia memiliki ide untuk merancang cermin raksasa di atas gunung.

Buat apa, ya, cermin itu? Ternyata dibuat agar cermin dapat memantulkan cahaya matahari sampai ke tengah kota.

Ide tersebut sempat tidak bisa dilakukan karena kurangnya biaya untuk pembuatannya ditambah karena teknologi yang masih terbatas.

Masyarakat di sana masih harus berjuang untuk mendapatkan sinar matahari dengan menaiki kereta gantung menuju puncak gunung.

Desain pemanfaatan cermin untuk memantulkan sinar Matahari.
Tetapi syukurlah di tahun 2013 pemasangan cermin raksasa di sana akhirnya bisa dilakukan.

Ini bisa terjadi karena adanya bantuan dari Martin Andersen, seorang warga yang bekerja di pembangkit hidroeklektrik.

Cermin untuk memantulkan sinar matahari.
Cara kerja cermin ini hanya memantulkan cahaya matahari sebagai penerangan, tetapi tidak dapat mengubahnya menjadi energi listrik.

Meskipun cahaya yang didapatkan penduduk Rjukan tidak seterang jika terkena sinar matahari langsung, mereka tetap bersyukur.

Karena mereka tidak perlu bersusah payah harus pergi ke tebing yang jauh untuk mendapat sinar matahari.

BACA JUGA:Begini Cara Mengenali Pangkat Anggota TNI dari Mobil Dinasnya

Kota Rjukan bukan kota wisata melainkan kota industri sehingga tidak banyak orang dari luar daerah yang tahu keberadaan kota ini.

Tetapi jika kamu penasaran ingin ke sana, kamu bisa datang ke kawasan Telemark yang berada tepat di lembah Gunung Gaustatoppen, dua setengah jam dari kota Oslo.

Mungkin ada pengalaman menarik yang bisa dirasakan ketika kita melihatnya secara langsung di kota Rjukan. (Sigit Wahyu )

BACA JUGA:Anak Miliarder Ini Disuruh Ayahnya Jadi Orang Miskin, Hanya Dibekali Uang Rp100 Ribu

Artikel ini pernah tayang di Bobo.id dengan judul "Enam Bulan Tanpa Sinar Matahari di Kota Rjukan."

Artikel Terkait