Advertorial
Intisari-Online.com- Menanamkan perasaan cinta lingkungan tak harus selalu lewat gerakan fisik.
Mengajak anak membaca buku atau menceritakan dongeng yang bertemakan lingkungan pun bisa menjadi pintu gerbang bagi anak untuk mengenal dan mencintai lingkungan sekitarnya.
Tengok sajaLittle House on The Prairie. Buku cerita ini menjadi bacaan favorit anak-anak sejak dulu.
Lewat mata tokoh utama sekaligus penulisnya, Laura Ingalls, kita tak hanya menikmati petualangan asyik anak-anak pendatang pertama Benua Amerika di hutan, lembah, danau, dan sungai.
(Baca juga: (Video) Penuh Haru, Keluarga Arab Lepas Kepulangan TKW Indonesia yang Sudah 33 Tahun Bekerja Dengan Mereka)
Tapi juga tahu bagaimana kebutuhan manusia tercukupi dari alam sekitar.
Mengolah susu jadi mentega dan keju, membuat lilin dari lemak ternak, menyadap sirup maple dan mengambil sebagian sarang madu tanpa disengat si lebah, bisa kita ketahui dari serial menarik ini.
Di negeri kita sendiri ada sejumlah dongeng yang mengenalkan pembaca pada hal yang disebut kearifan lokal.
Salah satunya, “Raja Kobuku dari Maluku” yang bercerita tentang seorang raja muda dari Tobelo yang saat ingin menyunting Putri Galela diberi syarat.
Bukan membangun 1.000 candi untuk kepuasan penguasa, tapi justru sumber air bagi penduduk di daerah kering itu.
Cerita-cerita Pelestarian Lingkungan: Cerita Rakyat dari Berbagai Penjuru Duniakarya Margaret Read Macdonald juga memikat.
Ada 38 cerita tentang tentang bagaimana menjaga kelestarian lingkungan, rawa, hutan, dan makhluk hidup, termasuk cerita dari Bali: “Tokek Tak Dapat Tidur”.
Banyak yang bisa dipetik dari cerita-cerita tadi: bahwa tiada sesuatu yang tak bernilai, semua saling terkait; bahwa kelakuan manusia tamak akan merugikan diri sendiri; bahwa kita mesti bertanam demi masa depan.
(Baca juga:Tragis, TKW Ini Pulang Tak Bernyawa, Tubuh Penuh Jahitan dan Tanpa Mata, Otak Serta Organ Lainnya)
Cubek di Rimba Rayayang bertutur tentang harimau sumatera,Charlie si Singa Gunung dari Eropa, dan seri berburu hewan liar membuka mata saya bahwa hewan liar paling bahagia dan indah tetap di habitatnya.
Alangkah kejamnya kita mengurung hewan-hewan liar bukan di habitatnya demi kesenangan pribadi atau gengsi.
Namun, kisah keseharian Laura, kemudian seri kisah putri Laura, Rose Wilder, ibunya (Caroline Quiner), neneknya (Charlotte Tucker), dan buyutnya (Martha Morse), tetap paling membekas.
Tak hanya bertutur saat suka, tapi juga kala bencana topan badai, musim dingin berkepanjangan, wabah belalang, bahkan demam perenggut nyawa.
Alam seperti sahabat, kadang bisa merajuk. Kita harus pandai membaca tanda-tandanya.
Melalui cerita-cerita dengan tema pelestarian lingkungan, anak-anak kita bisa belajar membaca tanda-tanda alam itu.
Bagaimana dengan Anda dan si kecil? (Christantiowati/Intisari)
(Baca juga:Kelor Bikin Heboh Warga Amerika Sampai Disebut ‘Pohon Ajaib’, Seberapa Ajaibkah Tanaman Ini?)