Menurut dr. Handry, adanya gawai menghalangi rangsangan tersebut sehingga anak-anak jadi tidak mempedulikan sekitarnya.
Mereka tidak akan sadar jika ada yang memanggil nama mereka atau mengajaknya bermain.
Sebenarnya, orang dewasa juga sering seperti itu. Kadang, ketika sedang asyik dengan gawai, kita tidak menghiraukan hal-hal yang sedang terjadi.
BACA JUGA: Anak Miliarder Ini Disuruh Ayahnya Jadi Orang Miskin, Hanya Dibekali Uang Rp100 Ribu
Namun, karena perkembangan otak orang dewasa sudah matang, kita hanya perlu rangsangan suara untuk membawa ‘kembali’ ke dunia nyata.
Hal itu berbeda pada anak-anak. “Mereka bisa sangat tidak acuh dan tidak peka pada rangsangan sekitarnya,”ujar wanita lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini. (Gita Laras Widyaningrum)
BACA JUGA: Satu Bulan Sebelum Serangan Jantung, Tubuh Memberikan 6 Tanda Ini
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR