Advertorial
Intisari-Online.com - John Paul Jones oleh pemerintah AS diangkat sebagai Bapak Angkatan Laut Amerika Serikat dan merupakan perintis sekaligus pendiri AL AS modern .
Tokoh besar yang semula bernama John Paul dan lahir pada 1747 di desa Kirkcubrightshire yang lokasinya dekat pantai Skotlandia ini, dari kecil memang sudah akrab dengan lautan.
Ayah John sebenarnya berprofesi sebagai petani dan ibunya merupakan anggota Clan MacDuff.
Pada 1773 setelah terlibat pembunuhan seorang pelaut, John melarikan diri ke Fredericksburg, Virginia menyusul kakaknya, Jon Jones yang sudah lama tinggal di sana.
(Baca juga: ‘Acar Kelingking’, Persembahan Anggota Yakuza untuk para 'Bapak' Sebagai Tanda Kesetiaan)
Untuk menghilangkan jejak, nama John diubah menjadi John Paul Jones.
Pengalamannya sebagai pelaut yang sudah kenyang pelayaran memudahkan John mendapatkan pekerjaan.
Tak lama kemudian ia sudah bergabung dengan kapal dagang Friendship kendati usianya baru 12 tahun.
Karir John cepat menanjak dan tak lama kemudian ia bergabung dengan sejumlah kapal dagang dan kapal pengangkut budak milik Inggris, seperti kapal King Geoge (1764) dan Two Friends (1766).
Dalam pelayaran menuju Jamaika, John sempat mampir ke tanah kelahirannya, Skotlandia dan memamerkan prestasinya.
Suatu kali, kapten kapal yang diawaki John meninggal. John yang kemudian mengambil alih pimpinan, mampu memandu kapalnya selamat sampai ke Skotlandia.
Sejak itu karir John terus menanjak dan memimpin pelayaran ke kawasan West Indies.
Setelah untuk ke sekian kalinya meninggalkan Skotlandia, John berlayar lagi ke AS yang saat itu telah dilanda api revolusi dan perang saudara.
(Baca juga: Akibat Petugas Lupa Menutup Pintu Kandang, Harimau Benggala Putih Langka Ini Mati karena Diserang 3 Harimau Lainnya)
Semula, John yang menetap di Philadelphia mencoba berkarya sebagai petani tapi gagal.
John lalu kembali ke profesi aslinya, bergabung dengan Continental Navy yang baru saja didirikan.
Kelak Continental Navy akan berkembang menjadi United State Navy.
Ketika tahun 1775, AL AS dan Marinir mulai diformalkan dan membutuhkan banyak tenaga terutama komandan kapal, John yang memang telah terbukti pengalamannya di lautan dengan mudah mendapatkan posisi itu.
Tak lama kemudian berkat rekomendasi anggota Kongres yang sudah tahu kemampuannya, John langsung mendapat pangkat letnan penuh dan memimpin kapal perang Alfred.
Sebuah kapal perang kelas frigat diawaki 300 orang dan dipersenjatai 30 pucuk meriam.
Tugas utama John menggempur kapal-kapal dagang Inggris yang dulu diawakinya dan saat itu berlayar di Delaware River.
Pengetahuan mendalam tentang karakter dan kekuatan kapal dagang Inggris yang dimiliki John, ternyata sangat bermanfaat.
Misi tempur John rata-rata sukses, terutama ketika berhasil menangkap kapal dagang Inggris, Mellish yang akan menyuplai logistik tentara Inggris di Kanada.
Tapi prestasi John tak begitu dihargai, apalagi ketika kembali ke Boston.
John hanya diberi kekuasaan memimpin kapal perang lebih kecil, Ranger, yang hanya memiliki 18 meriam.
John lalu berlayar ke Perancis untuk menemui tokoh perwakilan AS seperti Benjamin Franklin, John Adams dan Arthur Lee.
Dihadapan orang yang nantinya akan turut menentukan sejarah AS itu, John memaparkan strategi pertempuran laut modern.
Ketiga koleganya itu ternyata tertarik dan merekomendasikan John memimpin kapal perang L’Indien yang kala itu sedang dibangun di Amsterdam.
Berkat tekanan Inggris, L’Indien ternyata tak bisa sampai ke tangan John dan ia tetap mengawaki Ranger. Pada tanggal 6 Februari 1778, Perancis dan AS menandatangani kesepakatan sebagai Sekutu.
Peristiwa itu ternyata berpengaruh besar terhadap John. Ketika berlayar di atas Ranger, John mendapat salut dari AL Perancis yang dipimpin Admiral Piquet.
Penghormatan itu terutama setelah Ranger berhasil mengalahkan dan menawan kapal perang Inggris, HMS Drake.
Kemenangan Ranger atas Drake menjadi peristiwa fenomenal dan merupakan peristiwa untuk pertama kali dalam masa Revolusi Amerika.
Semangat atas pertempuran laut bahkan menjadi spirit bagi AL AS pasca Revolusi Amerika.
Tahun 1779, Kapten John memimpin kapal perang USS Bonhomme Richard (42 meriam), bekas kapal dagang Perancis yang dimodifikasi menjadi kapal perang dan kemudian disumbangkan kepada AS.
Pada saat yang sama Perancis juga mengirim lima kapal perang lainnya, yakni Pallas (32 meriam), Alliance (32 meriam), Vengeance (12 meriam) dan Le Cherf.
Konvoi kapal dipimpin Bonhomme Richard itu ternyata dicegat oleh dua kapal perang Inggris, HMS Serapis (44 meriam) dan Countess of Scarborough (22 meriam).
Perang laut yang menerapkan strategi tempur modern pun berkobar. Hasilnya meskipun Bonhomme Richard tenggelam , John selamat dan secara keseluruhan perang dimenangkan armada AS.
John yang kemudian mendapatkan penghargaan dari raja Perancis dan menyandang pangkat rear admiral, pada tahun 1788 sempat mengabdi pada Kekaisaran Rusia.
Ia sempat memimpin perang di Laut Hitam melawan Turki.
Karena kehadirannya memicu kecemburuan, ia dipndah tugaskan ke Laut Utara.
Setahun kemudian John meninggalkan Rusia dan tiba lagi di Perancis. Ia menyatakan pensiun.
Tahun 1792, John dijagokan untuk menjabat konsul AS di Aljazair.
Namun pada tanggal 18 Juli ia ditemukan meninggal di apartemennya dan dikubur di Paris.
Reputasi John sempat dilupakan sejak kematiannya dan makamnya pun tak teridentifikasi.
Tapi pada tahun 1905, duta besar AS untuk Perancis, Horace Porter berhasil mengidentifikasi makam John dan jasadnya kemudian dibawa ke AS (1913).
Upacara kebesaran untuk memakamkan jasad John pun diselenggarakan, dipimpin langsung oleh Presiden Theodore Roosevelt.
Jasad John dimakamkan di lingkungan United State Naval Academy, Annapolis, Maryland.
(Baca juga: Coba Cek, Apakah Ritsleting Celana Anda Memiliki Huruf 'YKK'? Jika Iya, Inilah Sejarah dari YKK)