Advertorial

Studi: Tanpa Kita Sadari Hidung Kita dapat Mendeteksi 'Kematian' Melalui Aroma

Masrurroh Ummu Kulsum

Editor

Intisari-Online.com — Banyak dokter dan perawat melaporkan komentar yang telah dibuat oleh pasien mereka sebelum meninggal bahwa waktu mereka telah dekat.

Banyak juga dari kita telah melihat seorang teman atau anggota keluarga yang tampaknya memiliki indra keenam, tiba-tiba berusaha menyelesaikan urusan mereka sesaat sebelum wafat.

Pertanyaannya, apakah mereka mengambil tindakan ini karena mereka sadar akan kematian mereka yang akan segera terjadi, atau hanya kebetulan?

Sebuah studi dilakukan oleh Arnaud Wisman ahli psikologi di Arkansas Tech University dan dipubliksikan tahun 2015 lalu menunjukkan bukti kuat mereka dapat tahu bahaya melalui aroma.

BACA JUGA:Terkenal Kejam dan Sadis, Inilah 7 Fakta Mengejutkan Yakuza yang Jarang Diketahui Orang

Saat tubuh mati dan rusak ada senyawa yang dilepaskan disebut putresin, aroma busuk ini merupakan hasil proses dekomposisi.

Secara sadar, pikiran manusia mungkin tidak mengenali aroma itu, namun mengkoneksi akal bawah sadar mengenali bau ini dan memicu respons segera.

Wisman dan Shrira melakukan serangkaian empat eksperimen berbeda, masing-masing menggunakan putreskrin, amonia, dan air.

Peserta studi terpapar bahan kimia, reaksi hidungnya terhadap aroma dicatat.

BACA JUGA:Kocak! Batu Permata di Mahkota Ratu Inggris Pernah Disembunyikan dalam Kaleng Biskuit dan Sang Ratu Tidak Pernah Tahu!

Saat terkena putresin, tanggapan langsungnya adalah menjauh dari area tersebut.

Para peserta tidak mengenali aroma tersebut, mereka juga tidak sadar dan menanggapi dengan cara yang negatif.

"Orang tidak mengenal putresin dan tidak secara sadar mengaitkannya dengan kematian atau ketakutan," dua peneliti tersebut menjelaskan.

Dalam bio di situs University of Kent ia menulis, "Aroma dapat mengkomunikasikan banyak hal".

"seperti bahaya, sesuatu yang dapat dimakan, pasangan itu cocok, bahkan bagaimana perasaan orang lain."

Menariknya, penelitian terbaru menunjukkan manusia juga bisa mengkomunikasikan berbagai emosi seperti rasa takut dan stres melalui aroma.

Contoh lain tentang ini adalah cara di mana feromon seks dilepaskan oleh tubuh untuk membantu menarik pasangan.

Para peneliti membahas persamaan dan perbedaan antara feromon seks dan putresin.

Hasilnya putresin memberi sinyal yang berbeda dari feromon.

Tanggapan masyarakat terhadap putresin (penghindaran dan permusuhan), tampak berlawanan dengan tanggapan terhadap feromon seksual.

BACA JUGA:(Foto) Apartemen Kebakaran, Pasangan Ini Justru Selfie Untuk Mengusir Kesedihan

Artikel Terkait