Advertorial
Intisari-Online.com – Gosip. Mendengar namanya saja kita sudah mengelus dada.
Gosip, sepakat atau tidak, adalah racun yang berpotensimerusak lingkaranhubungan. Baik hubungan keluarga, pertemanan, bahkan kerja.
Apalagi gosip juga melanggar moral.
Masalahnya gosip merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Tapi jangan coba-coba saling bergosip pada abad pertengahan.
(Baca juga:Mengapa Kita Sangat Tertarik dengan Gosip Artis yang Sebetulnya Tak Ada Hubungannya dengan Hidup Kita?)
(Baca juga:Faktanya, Teman yang Paling Banyak Bergosip dengan Kita Justru Bukanlah Teman Sejati)
Mengapa?
Dilansir dari thevintagenews.com, abad pertengahan identik dengan beberapa bentuk hukuman fisik yang berat.
Satu pelanggaran kecil saja bisa menyebabkan hukuman besar dari orang-orang yang bertanggungjawab.
Salah satunya bergosip.
Pada abad pertengahan, ketika ada wanita yang bergosip, menyebar rumor, atau obrolan bohong tentang orang-orang, ada hukuman untuknya.
Yaitu Scold’s bridle, alat khusus pada abad pertengahan yang mengerikan di mana dipakaikan pada wanita untuk mencegah mereka bergosip.
Scold adalah istilah bagi wanita yang sering mengomel atau bergosip. Sementara bridle adalah tali kekang yang dirancang untuk kuda, untuk mengarahkannya saat mengendarai.
Scold’s bridle adalah tutup kepala yang dilapisi kerangka besi yang mengelilingi kepala wanita yang dituduh bergosip. Seperti topeng.
Tujuan utama alat ini adalah untuk secara fisik mencegah orang tersebut berbicara dengan menggunakan sepotong tali kekang kecil yang dimasukkan ke mulut si wanita dan ditekan di lidah.
Dalam beberapa kasus, jika kita berani berbicara ketika memakai alat ini, maka gerakan lidah kita bisa menyebabkan luka di mulutnya.
(Baca juga:Perkenalkan Cheng I Sao, Bajak Laut yang Tak Cuma Paling Cantik Tapi Juga Paling Sukses)
Tidak hanya itu. Terkadang wanita yang sedang dihukum akan diarak keliling kota.
Hukuman ini dinilai bisa membuat semua orang jera untuk tidak membicarakan orang lain.
Salah satu penggunana praktik ini pernah tercatat terjadi di Skotlandia pada tahun 1567. Lalu di Inggris dan Wales.
(Baca juga:Sundaland: Ketika Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa Masih Bersatu dengan Negara Asia Tenggara Lainnya)