Advertorial

Ada Jaringan Mafia di Belakang Bajak Laut Somalia

Yoyok Prima Maulana

Editor

Bos-bos mereka sesungguhnya berkedudukan di London, Daressalam, atau Dubai. Mereka inilah yang memberikan info rute, serta jadwal perjalanan kapal yang potensial.
Bos-bos mereka sesungguhnya berkedudukan di London, Daressalam, atau Dubai. Mereka inilah yang memberikan info rute, serta jadwal perjalanan kapal yang potensial.

Intisari-online.com - Perompak Somalia sejak tahun 2006 dipandang sebagai ancaman yang paling berbahaya bagi kapal dagang yang melewati Teluk Aden dan di lepas Pantai Somalia.

Somalia berada di pintu masuk Teluk Aden menuju Laut Merah dan Terusan Suez, salah satu jalur pelayaran paling penting di dunia.

Setiap tahun sekitar 16.000 lebih kapal melewati jalur ini.

Bisnis merompak konon menggiurkan. Tahun 2009 sekitar 95 kapal tercatat jadi korban.

BACA JUGA:Meski Tidak Bersenjata Nuklir, Ternyata Pesawat Pengebom TU-16 AURI Pernah Bikin Kelabakan Australia

Di antaranya terdapat 39 kapal yang ditaklukkan dengan paksa dan mereka berhasil memperoleh uang tebusan sampai sebesar AS$ 150 juta (sekitar 1,9 triliun)!

Para perompak tak hanya membajak kapal dagang, tapi juga kapal pribadi. Termasuk angkutan bantuan darurat bagi warga kelaparan di Afrika.

Dari sekian banyak kasus pembajakan yang paling terkenal adalah pembajakan supertanker milik perusahaan minyak Arab Saudi, Sirius Star pada November 2008.

Pada lambung Sirius Star yang besarnya tiga kali kapal induk Amerika Serikat itu tersimpan bahan minyak mentah yang nilainya mencapai ratusan juta dolar!

Kapal ini baru dibebaskan pada Januari 2009 setelah pemilik kapal membayar tebusan AS$ 3 juta, jauh di bawah tuntutan awal sebesar AS$ 25 juta.

"Para bandit ini berada di bawah kendali marinir dan mereka memperoleh informasi yang sangat tepat," ujar Muin Muchtar, mantan kapten armada kapal dagang Mesir yang sudah berkali-kali mengalami serangan dan kini menjadi konsultan sebuah perusahaan perkapalan besar di Abu Dhabi.

Bahkan disinyalir, jaringan bajak laut ini sekarang telah menjadi jaringan mafia.

Bos-bos mereka sesungguhnya berkedudukan di London, Daressalam, atau Dubai. Mereka inilah yang memberikan info rute, serta jadwal perjalanan kapal yang potensial.

Agar tak dirompak, kini sebagian besar kapal memasang alat penyemprot berkekuatan tinggi agar para perompak yang naik ke kapal bisa disemprot keluar!

BACA JUGA:Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur

Atau memasang meriam bersuara bising yang suaranya memekakkan sampai jarak 400 m sehingga perompak kebisingan dan sakit kepala luar biasa!

Banyak juga yang memasang kawat berduri pada pagar geladak.

Atau melamuri dinding badan kapal dengan minyak pelumas agar perompak kehilangan pegangan saat memanjat.

BACA JUGA:Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks

Artikel Terkait