Advertorial

Ramai-ramai Dikritik soal Klaim atas Yerusalem, Israel Ternyata Sedang Dilanda Kekeringan Hebat

Ade Sulaeman

Editor

Bahkan Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, sampai memimpin doa bersama sejumlah pemimpin agama di Tembok Ratapan Yerusalem.
Bahkan Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, sampai memimpin doa bersama sejumlah pemimpin agama di Tembok Ratapan Yerusalem.

Intisari-Online.com – Saat ini Israel banyak disorot dunia karena klaim mereka menjadikan Yerusalem sebagai ibukota, yang memanas setelah Amerika Serikat menyetujuinya.

Nyaris hanya hal itulah yang muncul ketika orang membicarakan negara zionis tersebut.

Padahal, di dalam negeri sendiri, Israel memiliki isu lain yang tak kalah pentingnya.

Mereka sedang dilanda kekeringan hebat.

(Baca juga: Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian)

Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, memimpin doa bersama sejumlah pemimpin agama di Tembok Ratapan Yerusalem.

Diberitakan BBC Indonesia Jumat (29/12/2017), langkah tradisional tersebut dilakukan untuk meminta hujan, dan mengakhiri kekeringan yang melanda negara tersebut.

Kemarau telah melanda Israel selama empat tahun terakhir, dan menyebabkan negara itu kekurangan pasokan air.

Berbagai cara dilakukan negara tersebut. Mulai membangun pabrik desalinasi air laut, menanam tanaman pangan yang tidak butuh banyak asupan air.

Selain itu, Ariel juga menggelar kebijakan untuk membagi air ke beberapa daerah yang paling parah mengalami kekurangan.

Namun, berbagai kebijakan tersebut nyatanya tidak banyak mengubah keadaan.

Karena itu, Ariel, yang merupakan penganut Yahudi Ortodox, memilih jalan doa sebagai solusi.

"Kami secara signifikan mengurangi air, melakukan banyak penelitian tentang bagaimana menghemat air pada tanaman yang berbeda. Namun, tetap doa memberi pengaruh tersendiri," ulas Ariel.

Langkah Ariel tak pelak menimbulkan kritik yang menyatakan seorang menteri harus menangani krisis dengan lebih banyak bertindak.

Seperti misalnya tulisan harian Yedioth Ahronoth.

"Doa bukan sesuatu yang buruk. Tetapi menteri harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi (masalah) yang lebih membumi," ulas Yedioth.

Salah satun caranya, lanjut Yedioth, dengan mempromosikan kebijakan untuk mengurangi perubahan iklim.

(Baca juga: Perang Enam Hari, Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel)

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Israel Dilanda Kekeringan, Menteri Pertanian Pimpin Doa Minta Hujan

Artikel Terkait