Demikian dahsyatnya efek patahan itu, kokpit yang masih berisi Stillwell dan dalam kondisi masih sadar terlempar. Ketika kokpit terlepas dan kemudian terlempar kecepatan dorongnya sekitar 805 km/jam.
(Baca juga: Inilah 6 Keunggulan F-16, Jet Tempur yang Lahir 'Berkat' Ancaman Serangan Peluru Kendali)
(Baca juga: Bersiap Lawan AS di Laut China Selatan, Militer China Genjot Produksi Jet-Jet Tempur Silumannya)
Sebelum F-15 C Mick 2 patah, Letkol Flanagan sebenarnya telah memerintahkan kepada Stillwell untuk eject.
Tapi perintah Flanagan tak bisa diterima oleh Stillwell karena pada saat itu, sistem komunikasi radio pada kokpit F-15 C telah mengalami kerusakan.
Jadi baik laporan yang disampaikan oleh Stillwell maupun instruksi Flanagan sama-sama tidak sampai.
Yang jelas Flanagan menyaksikan semua yang dialami oleh F-15 C Mick 2 termasuk saat kokpit terlepas dan Stillwell ternyata masih berada di dalamnya.
Flanagan kemudian berharap akan muncul pancaran api dari dalam kokpit dan itu berarti Stillwell sukses mengoperasikan kursi lontarnya.
Tapi pancaran api yang diharapkan oleh Flanagan ternyata tidak muncul.
Untuk sekian waktu Flanagan masih terpaku pada kokpit F-15 C Mick 2 yang terus meluncur turun dan tiba-tiba ia terkejut ketika bagian lainnya fuselage F-15 C Mick 2 yang rontok nyaris menghantam kokpit pesawatnya.
Stillwell sendiri yang saat itu masih terperangkap di dalam kokpitnya yang terus berputar-putar bak rollercoaster berusaha mengaktifkan kursi lontarnya.
Upaya keras Stillwell akhirnya berhasil, kursi lontar bisa dioperasikan bersamaan dengan pecahnya kokpit pesawat ke dalam kepingan-kepingan yang kemudian jatuh menghujam ke tanah.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR