Advertorial
Intisari-Online.com - Peternakan empedu beruang di berbagai negara di Asia adalah yang terburuk untuk seluruh keselamatan beruang madu dan beruang hitam Asia.
Korea pertama kali membuka praktik ekstraksi empedu beruang ini pada tahun 1980 dan berkembang besar-besaran hingga saat ini di China, Laos, dan Vietnam.
Empedu beruang sendiri dipercaya mampu mengobati berbagai penyakit seperti liver, kanker, dan penyakit empedu.
Meski pada kenyataannya, tidak ada pebelitian yang benar-benar menunjukkan manfaat empedu beruang untuk pengobatan kanker.
(BACA JUGA :Burung Gagak, Burung Pemangsa yang Cerdas, Bahkan Bisa Tiru Suara Manusia dan Hewan Lainnya)
Empedu beruang memiliki kadara asam ursodeoxycholic (UDCA) yang tinggi, dan zat asam ini berguna untuk mengobati berbagai masalah penyakit liver dan empedu.
Namun, sekarang ada banyak alternatif obat herbal dan kimia yang memiliki fungsi sama dengan empedu beruang.
Terlebih lagi, saat ini juga sedang dikembangkan empedu beruang sintesis untuk menggantikan empedu beruang hasil ekstraksi.
Awalnya, negara-negara di Asia memuja keberhasilan mereka melakukan ekstraksi empedu beruang tanpa perlu membunuh tiap ekor beruang seperti yang dilakukan di masa lampau.
China sebagai konsumen terbesar empedu beruang saat ini memiliki lebih dari 10 ribu beruang yang menderita dalam peternakan, dan ini legal di negara ini.
Beruang yang terpenjara di dalam industri ekstraksi empedu ini adalah beruang-beruang paling malang di dunia.
Praktik ekstraksi empedu beruang tidak hanya mengerikan, namun sangat kejam dan menyakiti beruang-beruang tersebut.
Dilansir dari animalsasia.org, inilah 5 hal yang harus Anda ketahui mengenai eksploitas kejam ini.
(BACA JUGA :Lydia Guevara, Cucu Perempuan Che Guevara Dukung Aksi Solidaritas Palestina)
1. Teknik ekstraksi empedu beruang sangat kejam dan menyakitkan
Beruang-beruang ini berasal dari jenis beruang madu dan beruang hitam Asia.
Mereka dikurung dalam kandang-kandang sempit, dalam ruangan tertutup yang kotor, pengap, dan lembab.
Kesehatan mereka tidak terlalu diperhatikan, sehingga lama-kelamaan akan mati karena menderita berbagai penyakit.
Bagian dada beruang dilubangi untuk dipasang kateter sebagai jalan menetesnya empedu yang diekstrak.
Lubang dan kateter itu menyebabkan infeksi yang perih dan menyakitkan.
Beberapa peternakan ilegal di Laos dan Vietnam lebih parah lagi, beruang akan diikat dengan sabuk yang berasal dari lempengan logam dengan posisi tengkurap agar empedu bisa menetes keluar.
Tubuh beruang ini tidak akan sebesar beruang lain di alam bebas karena mereka menyusut agar tetap muat dalam kandang kecil yang berkarat.
Urusan makan dan minum juga kurang diperhatikan.
Beberapa peternakan di China memiliki fasilitas lebih modern, namun bukan berarti itu mengurangi penderitaan beruang.
(BACA JUGA :Parah, Klinik Ini Tawarkan Bantuan Untuk Bunuh Diri, Sambil Patok Tarif Ratusan Juta Pula)
2. Ada peternakan yang mengembang biakkan beruang
Di China, beberapa peternakan empedu ini mengembangbiakkan beruang.
Alih-alih untuk menjaga populasinya di alam terbuka, nantinya anak-anak beruang ini juga hanya dikurung dalam kandang untuk diekstrak empedunya.
Bayi-bayi beruang tidak pernah dikembalikan ke alam terbuka, sehingga akan berakhir tragis di dalam industri ini.
3. Vietnam mulai melarang praktik ekstraksi empedu
Vietnam, setelah sekian lama mengambil langkah berani dengan merilis perintah larangan beroperasi bagi peternakan empedu beruang dan melarang praktik pengobatan tradisional meresepkan empedu beruang sebagai obat.
Tahun 2006 kemarin, pemerintah Vietnam mulai merazia berbagai peternakan empedu beruang dan targetnya di tahun 2020 nanti Vietnam telah benar-benar bersih dari peternakan empedu.
Beruang-beruang ini nantinya akan dibebaskan dan dirawat dalam penangkaran yang layak dan ramah bagi hidup mereka.
(BACA JUGA :Wanita Ini Melawan Penyakit Komplikasi dengan Menjadi Ibu 80 Kucing Jalanan)
4. Penduduk China tidak setuju dengan peternakan empedu beruang
Sebuah survey oleh animalasia pada tahun 2011 lalu di China menunjukkan bahwa 87% orang China tidak setuju dengan praktik kejam ekstraksi empedu beruang.
Komunitas medis juga telah berhenti meresepkan empedu beruang sebagai obat dan ribuan apotek baru-baru ini juga berjanji untuk tidak lagi menjual empedu beruang.
Dengan permintaan yang rendah, diharapkan para pelaku industri kejam ini juga akan berhenti melakukan peternakan empedu beruang.
Tahun 2014, pemilik peternakan empedu beruang Nanning telah memutuskan akan berhenti beroperasi dan meminta animalsasia untuk mengambil alih tempat usahanya untuk dijadikan suaka penangkaran beruang madu.
Sementara Kai Bao, salah satu tengkulak empedu beruang terbesar di China juga berjanji untuk melakukan riset mendalam untuk membuat obat alternatif yang memiliki fungsi sama dengan empedu beruang agar pemrintaan pasar terhadap empedu beruang akan berkurang drastis.
Praktik kejam ini memang tidak layak lagi untuk dilanjutkan.
Selain tersiksa secara fisik, para beruang ini juga tersiksa secara psikologis.
Semoga masyarakat dunia makin peduli dengan kesejahteraan beruang-beruang ini dan berhenti melakukan eksploitasi tidak wajar pada beruang.
(BACA JUGA :Bikin Haru! Pemuda Ini Rela Tinggalkan ITB Demi Merawat 9 Adiknya di Kampung Halaman)