Advertorial
Intisari-Online.com -Generasi tua kemungkinan besar pernah menyenandungkan lagu Sayonara. Anak-anak zaman kini banyak yang kadung cinta pada manga, bahkan belajar menggambar komik bergaya pop Jepang itu.
Para penggemar olahraga beladiri berlatih yudo, karate, atau taekwondo. Budaya Jepang sudah diadopsi oleh orang kita sampai-sampai sudah tak terasa lagi bahwa hal-hal, konsep atau benda-benda itu sebenarnya barang “impor” dari Negeri Matahari Terbit.
Seyogianya, kita tak perlu ragu meniru nilai-nilai yang memang baik. Macam semangat bushido, setia sampai mati, dari para samurai Jepang yang mengagumkan itu.
BACA JUGA:Jalan Sunyi Jenderal Hoegeng, Jalannya Para Pemberani
Salah satu tempat Anda dapat menyaksikan bukti semangat kesetiakawanan orang Jepang adalah di toilet umum.
Sama sekali tidak ada aroma menyengat, lantai yang becek (dan kadang kala juga jorok), bangunan WC yang seadanya seperti di toilet umum di banyak tempat di Indonesia. Toilet di negara kita biasanya toilet jongkok.
Kalaupun ada toilet duduk, biasanya dudukannya sudah rusak karena terlalu sering dipergunakan untuk berjongkok, dan alat pengguyur (flush)-nya sudah tidak berfungsi.
Bagaimana orang-orang lanjut usia yang sudah sulit jongkok dapat melegakan dirinya dengan nyaman dan aman di situ, sepertinya tak ada yang peduli. Begitu pun para pengguna masih “diharuskan” membayar di meja yang tersedia.
Begitu duduk, tekan tombol
Di Jepang, kondisi toilet umum selalu bersih dan kering, tanpa aroma menyengat. Hampir semua toiletnya adalah toilet duduk.
Di sisi kanan dudukan, terdapat sebuah panel. Di situ ada beberapa tombol dengan ikon-ikon yang mudah dipahami maknanya. Satu untuk membersihkan diri setelah buang air kecil, satu lagi untuk buang air besar.
Kuatnya pancaran air ini dapat diatur. Satu adalah alat penyemprot udara hangat sebagai pengering. Ada pula tombol pengatur suhu air. Pengatur suhu ini penting, terutama pada musim dingin, saat air sedingin es dan dudukan toilet juga terasa amat dingin.
Yang istimewa dan sangat khas Jepang adalah tombol dengan ikon not balok. Tombol itu seyogianya segera ditekan begitu Anda duduk, karena akan segera terdengar bunyi air mengalir deras yang volumenya dapat diatur pula.
Suara atau bunyi-bunyian tersebut akan menutup bunyi-bunyian apa pun yang terjadi saat Anda melaksanakan hajat besar ataupun kecil. Dengan demikian, pengguna toilet tidak mengganggu kenyamanan orang lain.
BACA JUGA:Semangat Bushido Membuktikan Kebersamaan dan Kebesaran Bisnis di Jepang, Bagaimana dengan Kita?
Salah satu WC umum paling nyaman dapat Anda jumpai di Kariya Highway Oasis, Prefektur Aichi, tak jauh dari Kota Nagoya.
Rest area yang juga menyediakan area bermain untuk anak-anak dan tempat belanja serta makan ini membuat toilet umumnya benar-benar tempat yang nyaman untuk rileks. Begitu memasuki area toilet umum, yang terlihat pertama adalah WC khusus untuk pengguna kursi roda.
Ruangannya seluas 2,5 x 2,5 m, sehingga ada cukup ruang untuk kursi roda bermanuver. Panel tombol amat besar dan ditempelkan di dinding agar penggunanya dapat dengan mudah melihat, membaca gambar, dan menggunakannya.
Di salah satu sudut tersedia wastafel yang dipasang lebih rendah daripada umumnya, dengan keran yang pengoperasiannya juga memudahkan bagi penyandang cacat. Dengan demikian, orang-orang sakit, penyandang cacat atau orang tua diperhatikan kenyamanannya.
Namun, kejutan masih menanti di dalam. Setelah melewati lorong pendek, kita masuk ke sebuah aula seluas kira-kira 20 x 15 m. Di tengah ruangan, tersedia sofa dan kursi untuk menunggu sambil bersantai.
Mengelilingi ruang duduk inilah, berjajar belasan toilet berpintu dan dinding kayu yang amat bersih, sehingga lantainya pun memenuhi syarat kebersihan untuk tempat berbaring. Di salah satu sisinya berjajar wastafel, tentu dengan air panas dan dingin.
WC umum di Kariya Highway Oasis adalah salah satu ekspresi sifat suatu bangsa yang meletakkan kenyamanan orang lain di tempat tinggi. Sebuah nilai yang sebenarnya amat layak untuk diadopsi. Anda setuju? (Lily Wibisono)
BACA JUGA:Apa yang Terjadi pada Miss V Jika Wanita Makin Jarang Berhubungan Seks?