Advertorial

Kaisar Hirohito Saja Makan Makanan Kaya Protein Ini, Masak Anda Tidak

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com - Mungkin terdengar menjijikkan jika seseorang menyarankan Anda untuk memakan serangga untuk alasan kesehatan.

Namun, apakah Anda masih akan mengelak jika yang menyarankannya adalah para ilmuwan?

Dilansir dari telegraph.co.uk, ilmuwan berkata bahwa mengkonsumsi serangga seperti lebah dan belalang memiliki manfaat kesehatan.

Hama-hama (serangga) kaya akan protein dan beberapa mineral dan lebih rendah kolestrol daripada daging sapi atau babi.

BACA JUGA:Lotus yang Suka Mengecoh, Selalu Dibikin Galau oleh Ulat dan Belalang

Penelitian yang dilakukan di National Autonomous University of Mexico menemukan bahwa 1.700 spesies serangga dimakan setidaknya di 113 negara di dunia, biasanya sebagai pengganti daging.

Di Meksiko, belalang dijual setiap satuan pon di pasar.

Biasanya belalang tersebut digoreng sebelum dimakan.

Larva kupu-kupu raksasa dijual seharga £ 12,50 (setara Rp 226.715) per piring di beberapa restoran.

Orang Kolombia makan semut yang digiling dan ditaburkan di atas roti, dan rayap.

Sementara orang Filipina lebih memilih belalang, jangkrik dan belalang.

BACA JUGA:Robot Belalang, Mesin Pendeteksi Bom di Masa Depan

Di Papua Nugini, ngengat, capung dan kumbang sangat populer dengan direbus atau dipanggang di api unggun.

Mendiang Kaisar Hirohito bahkan menjadikan tawon dengan nasi menjadi hidangan favorit Jepang.

Belalang mengandung 20 gram protein dan 6 gram lemak per 100 gram belalang, sedangkan semut api mengandung 13,9 gram protein dan 3,5 gram lemak.

Jangkrik sebagai sumber zat besi, seng (zinc) dan kalsium.

BACA JUGA:Kisah Belalang dan Semut

David George Gordon, seorang naturalis dan pengarang yang berdomisili di Seattle, mengatakan: "Serangga adalah hewan yang paling berharga, kurang dimanfaatkan dan lezat di dunia.

Pada bulan Februari, Food and Agriculture Organisation (FAO) PBB mengadakan konferensi khusus mengenai manfaat makan serangga yang dikenal sebagai entomophagy.

FAO tidak akan meminta orang Eropa dan Amerika untuk langsung dan segera memakan serangga.

Tapi mereka berharap agar serangga bisa menjadi sebuah peluang dan nantinya mereka tidak perlu melihat serangga di mata saat mereka memakannya.

Dengan besarnya manfaat serangga dan ketersediaannya yang melimpah di negara kita, mungkin kita bisa mulai mempertimbangkan serangga untuk menjadi menu santapan kita sehari-hari.

BACA JUGA:Meski Kecil, Serangga Ini Membunuh Mangsanya yang Lebih Besar dengan Sadis

Artikel Terkait