1. Lakukan klarifikasi setiap kali mencurigai sebuah informasi.
Gunakan media-anti-hoax yang sudah terverifikasi. Misalnya akun Instagram @klarifikasihoax, @saynotohoax, indonesianhoax.blogspot.co.id, hoax analyzer, turnbackhoax, sekoci hoax, dll.
2. Belajarlah lebih melek terhadap setiap informasi yang diterima melalui internet. Ikuti komunitas-komunitas yang dapat mengedukasi kita mengenai hal ini.
3. Kenali ciri-ciri hoax yaitu: judul yang provokatif dan sensasional, foto terlihat tidak asli, dan tidak jelas asal-usul informasinya.
4. Pilihlah konten-konten yang positif ketika berselancar di dunia maya.
(Baca juga: Usut Asal ‘Hoax’: Ternyata dari Dulu ‘Tercipta’ untuk Menipu. Apalagi Sekarang!)
Selain itu, kita dapat memanfaatkan informasi yang lebih teruji kebenarannya yaitu melalui buku, jurnal, artikel ilmiah, dll yang tersedia di perpustakaan.
Jangan menganggap cara ini kuno dan ribet, karena faktanya perpustakaan juga kini sudah banyak berubah.
Dari buku bentuk fisik, kini kita dapat menerima informasi digital yang mudah diakses.
Apalagi saat ini sudah banyak perpustakaan, seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) yang menjadi pusat seluruh informasi.
Informasi dari Perpurnas diharapkan berdasar pada sumber-sumber primer yang akurat dan teruji.
Lebih mudah lagi, layanan digital dari Perpurnas RI seperti Indonesia Onesearch, lebih memudahkan kita untuk mencari informasi tanpa harus berkunjung ke perpustakaan.
Informasi di atas disampaikan dalam seminar “Peran Perpustakaan Digital Dalam Mereduksi Penyebaran Hoaks” oleh Perpusnas RI, Senin (11/12).
Dalam rangkaian acara ini hadir pembicara, Ismail Fahmi, PhD seorang pegiat perpustaan digital, Astari Yanuarti Koordinator Relawan Aksi Mafindo Jakarta, Wiratna Tritawirasta, S.Kom MP Kepala bidang Kerjasama Perpustakaan dan Informasi Perpurnas RI, dan Prof.DR. Drs. Henri Subianto. SH, M.Si dari Kementerian Komunikasi dan Informatika R1.
Dengan seminar ini diharapkan agar masyarakat lebih sigap lagi dalam menghadapi hoax. Lawan hoax sekarang!
(Baca juga: Sebarkan Foto ‘Hoax’ Rohingya, Tifatul: Sudah Minta Maaf, Biasa Saja, Jangan ‘Baper’, Kalau ‘Baper’ Mati Sendiri)
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Mentari Desiani Pramudita |
KOMENTAR