Advertorial

Benarkah para Jenius Seperti Einstein Lebih Suka Menyendiri? Mari Kita Lihat Sejarahnya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Melihat catatan sejarah, Anda dapat melihat banyak tokoh besar pemikir ilmiah cenderung bekerja dalam keterpencilan.
Melihat catatan sejarah, Anda dapat melihat banyak tokoh besar pemikir ilmiah cenderung bekerja dalam keterpencilan.

Intisari-Online.com- Selama berabad-abad gambaran bahwa ilmuwan selalu bekerja sendirian memang sebuah fakta keras.

Namun, jangan lupakan fakta-fakta lain yang tak kalah penting.

Melihat catatan sejarah, Anda dapat melihat banyak tokoh besar pemikir ilmiah cenderung bekerja dalam keterpencilan atau, paling tidak, dengan beberapa siswa pascasarjana yang sama terasingnya.

Seperti dilansir pada sciencealert.com, Sir Isaac Newton, penemu banyak teori fisika dan matematika yang berguna hingga sekarang terkenal lebih suka bekerja sendiri.

Baca Juga:Oleh Teman SMA-nya, Marsekal Hadi Tjahjanto Dijuluki ‘Si Otak Setan’

Namun ada anggapan itu mungkin terjadi karena kecenderungan memandang rekan-rekannya sebagai musuh.

James Clerk Maxwell, bapak elektromagnetisme juga cenderung bekerja sendirian.

Fisikawan James Clerk Maxwell
Bahkan Albert Einstein penemu teori relativitas umum juga bekerja sendiri.

Jadi, model "si jenius penyendiri" untuk kemajuan ilmu memiliki pembenaran historis, bukan? Yah mungkin tidak.

Realitas Para Ilmuwan Jenius

Baca Juga:Menyusul Dinosaurus, 10 Tahun lagi Mesin ATM Akan Punah

Newton memandang rendah orang-orang sezamannya (sekaligus mencurigai mereka mencuri karyanya) namun secara teratur berkomunikasi dengan Gottfried Wilhelm Leibniz, yang juga sedang mengerjakan pengembangan kalkulus.

Maxwell belajar di beberapa institusi bergengsi dan berinteraksi dengan banyak orang cerdas.

Bahkan Einstein dengan penemuan-penemuan inovatifnya tetap dikelilingi orang-orang yang menjadikannya juru bicara.

Jadi jika mitos ini punya sedikit kebenaran, mengapa orang masih mempercayainya?

Coba pikirkan kembali representasi budaya pop terakhir dari seorang ilmuwan.

Semisal Eleanor Arroway (Contact), Doc Brown (Back to The Future), Peter Venkman (Ghostbusters), Dana Scully (The X-Files), Seth Brundle (The Fly), Hubert Farnsworth ( Futurama), dan bahkan Rick Sanchez (Rick dan Morty).

Baca Juga :Ingin Hubungan yang Lebih Menyenangkan? Lakukanlah Seks Seminggu Sekali

Satu benang merah yang menghubungkan semua karakter ini adalah bahwa mereka bekerja sendiri.

Namun evolusi sains tidak akan berfungsi tanpa usaha, interaksi dan kolaborasi kontributor selama berabad-abad.

Albert Einstein
Menetapkan catatan lurus

Jadi apa yang bisa dilakukan? Semua orang dalam skenario ini memiliki beberapa tanggung jawab untuk memberlakukan perubahan.

Para ilmuwan memiliki kewajiban mempresentasikan hasil mereka dengan cara yang tidak diliput di belakang jargon, teori, dan dinding yang tak dapat ditembus (untuk siapa pun kecuali sesama jenius).

Baca Juga:Bencana Alam Seperti yang Sedang Kita Alami Saat Ini, 1 dari 5 Fakta di Balik Lagu ‘Desember’ Efek Rumah Kaca

Di sisi lain, masyarakat berkewajiban mempertimbangkan hasil teori atau pendapat yang mereka.

Dengan cara ini, diskusi dapat dilakukan dengan pengetahuan yang baik dan mengarah pada peningkatan kemajuan.

Jadi, berhentilah melabeli si jenius penyendiri dan mulai lakukan dialog untuk menyambut buah pikiran mereka.

Artikel Terkait