Intisari-Online.com - Tanpa kelereng ia mungkin betul-betul menjadi orang yang lemah mental. Perhatian memang bisa mengubah jalan hidup seseorang.
Uvaldo Palomares putra seorang buruh yang miskin. Saudaranya banyak.
Celakanya, Uvaldo bodoh di sekolah. Ia terpaksa pindah dari sekolah miskin yang satu ke sekolah miskin yang lain. Akhirnya ia dianggap perlu masuk ke sekolah untuk anak-anak lemah mental.
(Baca juga: Dokter Menyerah, tapi Berkat Ketulusan Orangtua Bocah yang Lahir ‘Tanpa Wajah’ Ini Bisa Merayakan Ulang Tahun ke-9)
(Baca juga: Anjing Frida Menjadi Pahlawan dan Bintang di Media Sosial Berkat Upayanya Menyelamatkan Korban Gempa Meksiko)
Pada suatu hari, ketika ia sudah tahun ketiga di kelas dua, seorang gurunya diam-diam menonton ia bermain kelereng dengan sejumlah anak lain. Semua anak itu dikalahkan Uvaldo.
Sesudah mereka selesai bermain, wanita guru itu duduk di sebelahnya. "Uvaldo, kau tahu, anak yang sepandai engkau main kelereng, sudah pasti cukup pandai untuk belajar membaca," katanya. Guru itu pun mulai mengajarinya membaca sambil terus-menerus meyakinkan Uvaldo bahwa ia mampu.
Perasaan Uvaldo terhadap dirinya sendiri lantas berubah. Ia masih ingat dengan jelas sampai saat ini betapa besar hatinya, karena merasa mempunyai guru yang yakin bahwa ia bisa belajar dan guru itu juga berusaha keras agar ia berhasil.
Guru itu tidak melcpaskan Uvaldo sampai potensi Uvaldo benar-benar berhasil diselamatkan dari kesia-siaan.
Uvaldo kini seorang psikolog Amerika yang berhasil. la tinggal di Kalifornia. Tidak terbayangkan apa yang terjadi padanya, seandainya tidak ada seorang dewasa yang benar-benar menaruh perhatian padanya.
Cerita sejati ini mengingatkan kita bahwa orang dewasa mempunyai kekuasaan untuk mengubah hidup seorang anak dan bahwa teknologi computer, otak elektronik dan sebagainya jangan sampai membuat kita lupa bahwa tetap manusia-lah yang memegang kunci untuk mengembangkan potensi sesama manusia.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR