Advertorial

Operasi Seroja: Saat Pasukan Payung TNI Babak Belur Sebelum Berperang karena Salah Mendarat

Ade Sulaeman

Editor

Namun, kesalahan tersebut berhasil dibayar dengan heroik karena berhasil memukul mundur pasukan elit Timor-Timur.
Namun, kesalahan tersebut berhasil dibayar dengan heroik karena berhasil memukul mundur pasukan elit Timor-Timur.

Intisari-Online.com - Berbeda jika dibandingkan dengan operasi penerjunan di Irian Barat (1962) yang tanpa data intelijen dan perlindungan udara, ketika Yonif Linud 328 Kostrad diterjunkan untuk operasi tempur di Timor-Timur (Operasi Seroja), sebelum pasukan diterjunkan sudah dibekali data intelijen dan perlindungan udara.

Pada operasi serbuan udara yang dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 1975 pukul 22.00, sebanyak 390 personil Yonif Linud 328 diterjunkan bersama pasukan lainnya, yaitu Yonif Linud 401 (533 orang), Mabrigif Linud 17 (9 orang), Ton Parako, Paskhas TNI AU (158 orang) guna menguasai Bandara Internasional Baucau.

Seluruh pasukan yang diterjunkan dengan pesawat angkut Hercules C-130 sebanyak 18 sortie berangkat dari Pangkalan Udara Kupang.

Sebelum penerjunan sasaran terlebih dahulu diserang oleh pembom B-26 dan OV-10 Bronco yang sekaligus berperan sebagai perlindungan udara.

(Baca juga: Pemulung Itu Ternyata Seorang Veteran Operasi Seroja yang Dulu Bertugas di Timor Timur)

Operasi penerjunan berjalan lancar dan hanya mendapat perlawanan sporadis dari lawan dan Bandara Baucau pun bisa dikuasai dalam kondisi relatif utuh.

Tapi karena lokasi penerjunan ternyata berbatu karang lebih seratus personel ABRI (TNI) mengalami luka-luka hingga babak belur serta satu personel Yonif Linud 328 dinyatakan hilang.

Setelah melaksanakan kondolidasi, pada tanggal 16 Desember 1975, personel Yonif Linud 328 mulai melaksanakan tugas berikutnya, menyerbu kota Vamasse yang masih dikuasai oleh lawan.

Pasukan Yonif Linud 328 yang dilengkapi meriam kaliber 76 mm dan Mortir 81 mm setelah menghadapi perlawanan yang cukup sengit akhirnya berhasil menguasai Vamasse dalam waktu sekitar 10 hari.

Tapi perlawanan dari musuh terutama yang dilancarkan pasukan elite Timor-Timur, Tropaz, terus berlanjut.

Pasukan Yonif Linud 328 tak mau tinggal diam dan segera menyusul serbuan terencana guna menguasai markas Tropaz.

Pertempuran sengit untuk merebut markas Tropaz berlangsung sengit sepanjang hari.

Kendati menghadapi musuh yang kekuatanya lebih besar dan terlatih, akhirnya pasukan Yoif Linud 328 berhasil memukul mundur pasukan Tropaz yang kemudian melarikan diri.

(Baca juga: Contoh Kerja Xanana Gusmao kepada Warganya di Awal Kemerdekaan Timor Leste)

Akhirnya semua sasaran operasi tempur Yonif Linud 328 berhasil dikuasai tepat pada tanggal 31 Desember 1975.

Memasuki tahun baru 1976, pasukan Yonif Linud 328 terus bertempur sesuai degan tugas dan perintah yang diberikan oleh Markas Besar TNI.

Selain bertempur, personel Yonif Linud 328 juga terlibat aktif dalam upaya membagun komunikasi dan proses integrasi dengan masyarakat.

Aktifitas yang dilakukan antara lain membuka lagi sekolah-sekolah, memberikan kursus Bahasa Indonesia, menghidupkan lagi ternak rakyat terutama kerbau, mengolah sawah dan lainnya.

Operasi Seroja tahap pertama yang dilakukan oleh Yonif Linud 328 akhirnya usai.

Pada tanggal 6 Agustus 1976 semua personel Linud 328 tiba di Pelabuhan Tanjung Priuk untuk selanjutnya pulang ke markasnya di Bandung.

Sebanyak 3 personel Yonif Linud 328 gugur, 1 personel hilang, dan 100 prajurit lainnya luka-luka.

Tugas personel Yonif Linud 328 di Timor-Timur kemudian berlanjut lagi tapi dengan memakan korban jiwa yang jauh lebih besar.

Artikel Terkait