Advertorial

Setelah 24 Tahun, MRT Singapura Kembali Tabrakan, Penyebabnya Langsung Terungkap

Ade Sulaeman

Penulis

Sistem kereta api cepat-massal Singapura atau biasa dikenal dengan mass-rapid rail system mengalami tabrakan kedua sejak jaringan ini dioperasikan sejak 1987.
Sistem kereta api cepat-massal Singapura atau biasa dikenal dengan mass-rapid rail system mengalami tabrakan kedua sejak jaringan ini dioperasikan sejak 1987.

Intisari-Online.com - Rabu (15/11), sistem kereta api cepat-massal Singapura atau biasa dikenal dengan mass-rapid rail system mengalami tabrakan kedua sejak jaringan ini dioperasikan sejak 1987.

Melansir South China Morning Post, sebuah kereta yang dioperasikan oleh SMRT Corp menabrak stasiun.

Berdasarkan pernyataan SMRT dan Otoritas Transportasi Darat Singapura, pada kejadian tersebut, dua pegawai SMRT dan 23 penumpang mengalami luka ringan.

Meski demikian, ada dua orang yang harus dilarikan ke rumah sakit.

(Baca juga: Keren! MRT Ini Menembus Apartemen)

Belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan yang terjadi di kawasan stasiun Joo Koon di bagian wilayah barat Singapura ini.

Namun kejadian ini tengah diinvestogasi otoritas setempat.

Disinyalir, kesalahan tidak hanya disebabkan oleh pihak MRT Singapura.

Berdasarkan laporan Channel NewsAsia, kesalahan sinyal menyebabkan penundaan di Circle Line, sehingga membuat kereta mengantre dan banyak warga yang tidak terangkut.

Sistem transit massal Singapura memang telah mengalami sejumlah masalah saat populasi negara tersebut melesat melampaui 5,6 juta orang dari sebelumnya di bawah 4 juta orang dalam waktu kurang dari dua dekade.

Kondisi ini menyebabkan banyak kerusakan dalam sistem MRT, terutama dalam periode enam tahun terakhir.

SMRT baru-baru ini terganggu oleh insiden banjir terowongan yang terjadi pada Oktober.

Menurut media setempat, enam anggota dan tujuh staf manajerial Kelompok Pemeliharaan Bangunan dan Pemeliharaan SMRT ditemukan bertanggung jawab atas pemeliharaan sistem pompa, yang terkait dengan kejadian tersebut.

(Baca juga: Agak Molor, MRT Jakarta Dijadwalkan Baru Beroperasi Awal Tahun 2019)

Sementara itu, tabrakan kereta pertama terjadi pada 5 Agustus 1993, saat sebuah kereta timur berhenti lebih lama dari yang dijadwalkan di sebuah stasiun karena kesalahan teknis dan kemudian ditabrak kereta lain.

Kejadian tersebut menyebabkan 156 orang terluka karena kecelakaan kereta yang terdiri dari enam gerbong tersebut terjadi pada jam sibuk.

Penyebabnya

Otoritas Singapura akhirnya mengungkap latar belakang peristiwa tabrakan yang melibatkan dua kereta di stasiun mass rapid transit ( MRT) Joo Koon, Rabu (15/11/2017) pagi.

Dalam jumpa pers yang diadakan Rabu sore, diketahui tidak berfungsinya sistem perlindungan perangkat lunak menjadi faktor penyebab kereta SMRT menabrak kereta lain di depannya.

Sebagai dampak kecelakaan tersebut, sebanyak 28 orang terluka dan mesti dibawa ke rumah sakit.

Wakil Presiden Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Otoritas Transportasi Darat Singapura (LTA) LTA Chua Chong Kheng mengatakan, temuan awal menunjukkan bahwa kereta pertama berada d di depan, meninggalkan Ulu Pandan dengan fitur perlindungan perangkat lunak yang "secara tidak sengaja terhapus" ketika melewati sebuah sirkuit sinyal yang salah.

(Baca juga: (FOTO) Seperti Inilah Keadaan Pembangunan MRT di Dalam Perut Jakarta)

Straits Times Lokasi kejadian tabrakan MRT Singapura, Kamis (15/11/2017)

"Kereta ini kemudian sampai di stasiun Joo Koon tanpa fitur tersebut," ungkap Chua. "Hal ini mengakibatkan kereta memberi profil sinyal yang salah, dari harusnya kereta enam rangkaian menjadi hanya tiga. Akibatnya, kereta kedua (belakang) mendeteksi kereta pertama sebagai kereta tiga rangkaian dan salah menilai jarak antara keduanya sehingga terjadilah tabrakan,” paparnya.

Chua menambahkan, sebagai tindakan pencegahan, operasinal MRT dari Joo Koon ke Tuas Link akan ditiadakan sepanjang hari pada Kamis (16/11/2017).

Layanan bus akan disediakan sebagai alternatif warga yang terdampak penghentian operasional jalur itu esok hari.

Ke depannya, kereta akan melalui lapisan kontrol tambahan dan juga pemeriksaan manual sebelum beroperasi.

Wakil Presiden Senior SMRT Jalur Timur-Barat Alvin Kek menambahkan, pengemudi MRT bakal diinstruksikan agar lebih waspada dan ekstra waspada, meskipun kereta memiliki fitur otomatis.

Dia turut mengatakan, SMRT akan meningkatkan jeda kedatangan antarkereta jalur Timur-Barat. Jika sebelumnya dengan interval 2 menit maka diubah menjadi 2,5 hingga 3 menit.

(Barratut Taqiyyah Rafie dan Haris Prahara)

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul “MRT Singapura tabrakan, 25 orang terluka” dan di kompas.com dengan judul “MRT Singapura Tabrakan, Penyebabnya Ternyata...”.

Artikel Terkait