Advertorial

Jika Sudah Jodoh, Tuhan Pasti Akan Membukakan Jalan, Seperti Kisah Menyentuh Ini

Yoyok Prima Maulana

Editor

Setiap hari, gadis muda itu berjalan melewati luar pagar, berharap bisa bertemu dengan anak laki-laki itu.
Setiap hari, gadis muda itu berjalan melewati luar pagar, berharap bisa bertemu dengan anak laki-laki itu.

Intisari-Online.com – Pada 1945, ada seorang anak laki-laki berusia 14 tahun di sebuah kamp konsentrasi. Badannya tinggi, kurus, tapi ia memiliki senyum yang menawan.

Setiap hari, seorang gadis muda lewat di sisi lain pagar. Ia melihat anak laki-laki itu dan bertanya apakah ia bisa berbicara bahasa Polandia, dan anak laki-laki itu menjawab ya.

Anak gadis itu berkata bahwa anak laki-laki itu terlihat lapar, dan anak laki-laki itu menjawab ya begitulah. Gadis muda itu meraih sakunya dan memberinya apelnya.

Anak laki-laki itu mengucapkan terima kasih dan gadis muda itu melanjutkan perjalanannya. Keesokan harinya, gadis muda itu datang lagi, membawa apel lain yang ia berikan pada anak laki-laki itu.

BACA JUGA:Malam Terakhir Mrs Smith Yang Begitu Memilukan

Setiap hari, gadis muda itu berjalan melewati luar pagar, berharap bisa bertemu dengan anak laki-laki itu, dan saat ia melakukannya, ia dengan senang hati memberikan sebuah apel untuk ditukar dengan percakapan mereka.

Suatu hari, anak laki-laki itu menyuruh agar gadis itu tidak datang lagi. Ia mengatakan bahwa ia akan dikirim ke kamp konsentrasi lain.

Saat gadis itu berjalan pergi dengan air mata mengalir di wajahnya, ia bertanya-tanya apakah ia akan bisa melihatnya lagi. Ia adalah satu-satunya jiwa yang dilihatnya di dalam pagar itu.

Anak laki-laki itu berhasil keluar dari kamp konsentrasi, dan berimigrasi ke Amerika. Pada 1957, teman-temannya menjebaknya pada kencan buta.

Pemuda itu tidak tahu siapa wanita itu. Ia menjemputnya, dan pada saat makan malam mereka mulai berbicara tentang Polandia dan kamp konsentrasi. Wanita itu bilang bahwa ia berada di Polandia saat itu.

Wanita itu menceritakan bahwa ia biasa berbicara dengan seorang anak laki-laki dan memberinya apel setiap hari. Pemuda itu bertanya apakah anak laki-laki itu tinggi, kurus, dan ia mengatakan bahwa ia seharusnya tidak kembali karena ia akan pergi. Wanita itu menjawab, ya.

BACA JUGA:Cinta Suci Rahwana

Ah, ternyata, itulah dia, gadis muda itu yang datang setiap hari untuk memberinya apel.

Setelah 12 tahun berlalu, setelah perang berakhir, dan di negara lain… mereka bertemu lagi. Lalu?

Pemuda itu akhirnya melamar gadis itu pada malam itu juga dan mengatakan kepadanya bahwa ia tidak akan pernah membiarkannya pergi lagi.

Mereka masih bahagia dalam pernikahan hingga hari ini.

BACA JUGA:4 Daya Tarik Wanita Jawa Sebagai Istri, Mungkin Karena Inilah Bobby Kepincut Kahiyang

Artikel Terkait