Advertorial

Sekesal Apapun, Jangan Pernah Hukum Anak dengan Cara Ini Jika Tak Ingin Membuatnya Trauma

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com - Dalam mendidik anak, orang tua tentu pernah menghadapi perilaku buah hati yang tak sesuai.

Untuk mengarahkannya, tak jarang hukuman diberikan.

Sebenarnya hukuman bisa saja diberikan kepada anak, asalkan relevan, sesuai dengan usia anak, dan dapat memicu perilaku positif atau yang diinginkan setelah hukuman diberikan.

"Pemahaman yang dangkal terhadap efektivitas hukuman, membuat mereka memberlakukan hukuman yang belum tentu efektif terhadap anak atau bahkan menimbulkan dampak yang lebih negatif terhadap anak," kata Ine Indriani, M.Psi., Psikolog Anak.

(Baca juga: Seni Menghukum Anak yang Bersalah)

Untuk itu, hindari jenis hukuman yang seperti ini, ya, agar tak menimbulkan trauma dan mereka jadi sensitif.

1. Memarahi anak didepan teman-temannya. Hal ini membuat anak merasa malu sehingga menimbulkan rasa rendah diri.

2. Menggunakan kekerasan fisik (memukul, menjewer, menggunakan benda). Hal ini termasuk kekerasan pada anak.

3. Mengurung anak di dalam ruangan gelap atau tertutup.

Hal ini dapat menimbulkan trauma lain pada anak atau menimbulkan reinforcement karena anak punya waktu sendiri di kamar.

4. Menghukum dengan tidak memberikan makan.

“Makan adalah hak semua orang untuk tumbuh kembang anak. Sebaiknya hindari menghukum dengan berkaitan dengan makan.”

5. Menghukum dengan memaki dan membanding-bandingkan anak.

Hal ini menimbulkan rasa rendah diri, anak punya persepsi bahwa dirinya nakal.

(Baca juga: Jangan Menghukum Anak Saat Marah)

6. Menghukum dengan tugas rumah yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kapasitas anak.

Misalnya, menghukum anak usia 6 tahun dengan menyetrika, menyapu, mengepel, atau memasak.

7. Menghukum anak dengan harus belajar berjam-jam tanpa henti.

“Hal ini membuat anak menjadi tidak suka dengan pelajaran dan melebihi kapasitas kemampuan fisik dan mentalnya.”

8. Menghukum anak dengan tidak memperbolehkan masuk ke dalam rumah selama berjam-jam.

Melanggar hak anak dan tidak relevan, serta menimbulkan rasa tidak aman.

9. Menghukum dengan membuang mainan-mainan anak.

“Menimbulkan trauma pada anak. Akibatnya, anak akan melihat bahwa membuang barang-barang yang sudah dibeli atau masih bagus adalah hal yang boleh dilakukan.”

(Baca juga: Lima Alasan Mengapa Orangtua Tidak Harus Memarahi Anak di Depan Umum)

10. Menghukum dengan menakut-nakuti atau mengancam dengan hal yang tidak benar.

Mengatakan ‘Kalau kamu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, Pak Polisi akan ke rumah, dokter akan menyuntik’.

“Ini menimbulkan rasa cemas pada anak. Jika anak tahu orang tua berbohong, anak belajar bahwa berbohong adalah hal yang boleh dilakukan dan juga belajar manipulasi.”

Lalu bagaimana cara memberi hukuman yang hasilnya efektif pada anak?

Lakukan 5 hal berikut:

1. Tegurlah anak terlebih dahulu.

2. Berikan apresiasi kalau anak kemudian melakukan hal positif atau sesuai harapan.

“Terkadang karena terlalu fokus dengan perilaku negatif, orang tua atau sekolah mengabaikan perilaku positif yang telah dilakukan anak meskipun hanya kecil.”

3. Berikan hukuman yang relevan dan sesuai dengan usia anak.

Misalnya, bila anak melanggar aturan di rumah, dia tidak boleh menonton channel televisi tertentu pada jam tertentu.

4. Berikan hukuman sesuai usia anak.

5. Bahas bersama mengenai kesalahan yang ia buat dan bahas mengenai apa yang akan dilakukan anak kemudian.

(Noverita)

Artikel ini sudah tayang di nova.id dengan judul “Meski Kesal, Hindari 10 Jenis Hukuman untuk Anak yang Bikin Minder dan Trauma Ini”.

Artikel Terkait