Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang Guru sedang berjalan melewati pasar dengan murid-muridnya.
Mereka melihat seorang pria menyeret sapi dengan seutas tali.
Guru menyuruh orang itu untuk menunggu dan meminta murid-muridnya untuk mengelilingi mereka.
"Saya akan mengajari Anda sesuatu" kata Guru, dan melanjutkan, "Katakan siapa yang terikat pada siapa? Apakah sapi yang terikat pada pria ini atau pria itu terikat pada sapi?” Para murid mengatakan tanpa ragu-ragu "Tentu saja sapi itu terikat pada pria itu. Pria itu adalah tuannya. Dia memegang tali itu. Sapi itu harus mengikutinya kemana pun dia pergi. Pria itu adalah tuan dan sapi adalah budaknya."
BACA JUGA:Doa yang Menggoyang Langit dan Mengeringkan Samudra
"Sekarang perhatikan ini," kata guru itu dan mengambil gunting dari tasnya dan memotong tali itu.
Si sapi lari dari majikannya dan pria itu mengejar ternaknya. "Lihat, apa yang terjadi,” kata Sang Guru. "Apakah Anda melihat siapa tuannya sekarang? Sapi sama sekali tidak tertarik dengan pria ini. Sapi itu sebenarnya, sedang mencoba melarikan diri dari pria ini."
Inilah yang terjadi dengan pikiran kita.
Seperti sapi, semua yang tidak masuk akal kita bawa masuk meski tidak tertarik pada kita.
Kita tertarik dengan itu, kita menjalaninya bersama entah bagaimana atau yang lain.
Kita mencoba untuk tetap bersama-sama di bawah kendali kita.
Saat kita kehilangan minat pada semua sampah yang ada di kepala kita, dan saat kita memahami kesia-siaannya, itu akan mulai hilang.
Seperti sapi, itu akan luput dan lenyap.
Kita bisa membiarkan hilangnya semua hal yang tidak diinginkan dari pikiran kita dan merasa santai.
BACA JUGA:Kisah Nyata Buat Anda Yang Punya Karier Keren: Sukses, Kaya Raya, Tapi Mati Muda