Advertorial
Intisari-Online.com – Yang dimaksud bukan politis tetapi benar-benar.
Dan biarpun bukan khayalan belaka kita juga jangan mengharapkan bisa berenang dari Turki ke Mesir dalam waktu dekat.
Masih akan makan waktu ratusan juta tahun.
Itulah yang antara lain dapat kita baca dalam buku Rusteloze Aarde (bumi yang resah) karangan Nigel Calter yang menjadi sumber tulisan ini.
(Baca juga: 5 Bulan Terkatung-katung di Tengah Laut, Terancam Diserang Hiu dan Badai, 2 Perempuan Ini Akhirnya Selamat Juga)
Gempa bumi di Lissabon tahun 1755 menggemparkan dunia Kristen seperti juga menggetarkan bumi Portugal.
Mungkin hal ini disebabkan karena penduduk Lissabon yang saleh waktu itu sedang merayakan Pesta Orang-orang Kudus di gereja.
Batu bangunan tiba-tiba berjatuhan dan orang-orang yang masih hidup lari ke arah laut, hanya untuk ditelan oleh gelombang besar yang datang dari samudera.
Peristiwa ini menyebabkan banyak pastor berkotbah keras tentang pembalasan dosa dan para ahli filsafat dan teolog sibuk memikirkan tentang problem apa yang disebut “jahat”.
Generasi-generasi berikutnya tidak melihat gempat sebagai hukuman Tuhan lagi, tetapi mereka menghadapinya dengan lebih ilmiah.
Namun penyebab gempa di Lissabon itu juga baru beberapa tahun terakhir ini menjadi jelas.
Bulan Februari 1969 terjadi gempa bumi lagi di Portugal, Spayol, dan Maroko.
Banyak orang yang tewas. Dengan alat-alat modern telah diukur dan ternyata episentrumnya terletak di Gorringe Bank, yang menjulur dari mulut Laut Tengah ke Samudera Atlantik.
(Baca juga: Duh, WHO ‘Meramal’ Setengah Penduduk Bumi Akan Alami Rabun Jauh pada 2050)
Ahli geofisika Prancis dari Brest pergi ke sana naik kapal penyelidik Jean Charcot. Mereka menurunkan sebuah kamera di bawah air untuk membuat foto dasar samudera.
Foto itu menunjukkan adanya belahan baru; di satu sisi belahan itu batu-batuannya sudah naik 1,2 meter.
"Pembentukan gunung di pelupuk mata kita" kata Xavier le Pichon, pemimpin dari ekspedisi Brest kepada Nick Calder.
Biarpun sebab dari gempa tahun 1755 (yang terhebat di Lissabon) hampir pasti juga daerah sekitar Gorringe Bank, tetapi belahan baru ini toh belum memberi jawaban yang pasti tentang sebab musababnya.
Setiap orang sudah tahu bahwa terjadi belahan di permukaan bumi, kalau ada gempa.
Muka bumi tetap bergerak
Tak heran kalau peta bumi tidak selalu seperti apa adanya sekarang.
Mungkin anda akan heran bahwa dulu Afrika, Amerika Selatan, Amerika Utara dan Eropah membentuk suatu blok tanah.
Bahwa India dilepaskan dari Afrika Tenggara dan bersama dengan Asia mengangkat tanah menjadi pegunungan Himalaya.
(Baca juga: Selain Dinosaurus, Inilah 10 Hewan Prasejarah Terbesar yang Pernah Menghuni Bumi)
Bahwa Italia dilepaskan dari Afrika, lalu menabrak pantai Swiss. Dalam proses itu bahan dari dasar laut digencet ke atas, sehingga terbentuk pegunungan Alp.
Cerita-cerita dari ahli-ahli zaman sekarang lebih “mengerikan” dibandingkan dengan legenda Yunani dan Norwegia.
Mereka bicara tentang permukaan bumi yang membelah dan menganga menjadi samudera. Kadang-kadang dasar samudera menghancurkan bagian lain dan menyulap tanah baru.
Arus di dalam bumi mendorong kontinen-kontinen kian kemari seperti potongan kayu.
Tanah Hijau dan dasar Laut Utara dan Laut Es pernah agak ke Selatan letaknya. Karena itulah sekarang orang membor minyak di tempat-tempat itu.
Bahwa Laut Tengah sekarang makin menyempit, bahwa Afrika mendekat ke Italia, Turki mempersempit Laut Egea dan bersama dengan Yunani mengapung ke Barat, bahwa Amerika Utara didorong ke Eropah, dan kota Los Angeles sekali akan terletak di sebelah utara San Francisco.
(Baca juga: Pada 2100, Bumi akan Menjadi ‘Wilayah Tak Dikenal’ dan Mulai Tunjukkan Tanda-tanda ‘Kiamat’)
Semua ini dapat dibaca dalam buku Rusteloze Aarde yang diterjemahkan dari teks acara TV dalam bahasa Inggris Restless Earth.
Acara ini yang disiarkan pada tahun 1972 oleh BBC, merupakan laporan dari beberapa perjalanan keliling dunia yang disponsori oleh BBC, cabang-cabangnya dan relasi-relasinya di luar negeri seperti National Education Television (USA), Sveriges Radio, Australian Broadcasting Commission dan Norddeutscher Rundfunk.
Sekitar 200 ahli geologi dari lebih dari 10 negara ikut membantu. Nigel Calder, penulis buku inilah, yang membuat teksnya.
Teori baru
Selama 25 tahun terakhir ini ilmu geologi mengalami perkembangan yang revolusioner.
Selama seabad terakhir sebetulnya juga sudah ada banyak hasil riset geologi yang berfaedah, tetapi umumnya hanya bersifat "lokal" saja.
Namun sejak 1950 para geolog dapat mempergunakan lebih banyak dana, maupun perlengkapan, selain kerjasama antar geolog bertambah erat.
Yang dimaksud dengan perlengkapan ialah misalnya kapal-kapal untuk memeriksa dasar laut, alat untuk mengukur kekuatari radioaktip dalam fosil untuk mengetahui umurnya, alat untuk mengukur getaran bumi, teleskop "maxi" untuk melihat ke dalam bumi, lapisan batu dan sebagainya.
Lahirlah teori baru. Teori Le Pichon dkk yang beberapa tahun yang lalu (1930) masih dianggap kemungkinan, sekarang (1967) hampir umum diakui.
Teori itu yang menerangkan perubahan permukaan planet kita dengan cara baru.
Teori yang disebut teori "plate tectonics" itu berpangkal dari asumsi bahwa kulit luar bumi terdiri dari beberapa "plates" atau lempengan dan bahwa perubahan penting di permukaan bumi hanya terjadi di mana lempengan-lempengan itu berdampingan.
Lempengan-lempengan itu letaknya berdekatan, tetapi toh digerakkan oleh kekuatan dalam.
Akibatnya mereka bisa mekar di tempat-tempat tertentu dan hancur di tempat lain. Gorringe Bank (episentrum gempa di Lissabon) merupakan salah satu tempat pergeseran.
Lempengan itu tidak sama besar dengan benua-benua, pulau atau dasar laut yang terletak di atasnya.
Geologi sekarang mengenal 6 lempengan besar yakni Afrika, Amerika, Antartika, Eurasia, India dan Pasifik selain enam lempengan kecil: Egea, Arab, Karibia, Nascis, Pilipina dan Turki.
Lempengan-lempengan ini tak dapat dilihat. Tebalnya kadang-kadang 65 km dan didorong oleh tenaga dari dalam bumi.
Semua kejadian geologis (gempa bumi, erupsi, gunung berapi, pembentukan gunung, pulau dan sebagainya) terjadi pada pinggir lempengan-lempengan ini, yakni kalau mereka saling bertemu dan menabrak.
Ada tiga cara mereka bergerak: saling menabrak, bergeseran dan menjauhkan diri.
Lempengan-lempengan itu bergerak dengan lamban sekali yakni kira-kira 8 sampai 180 meter per tahun.
Palestina misalnya selama 120 juta tahun bergeser sepanjang Yordania sejauh 112 km dan Laut Merah selama masa yang sama menjadi 30 meter lebih lebar.
Jurang besar di Afrika Timur juga menjadi 10 km lebih lebar. Jadi gerakan lempengan-lempengan itu cukup makan waktu.
Dengan ilmu pengetahuan geologi modern sekarang mudah dibuktikan bahwa misalnya fosil-fosil yang terdapat dalam batu bara Eropah adalah sama dengan yang ada di Amerika.
Susunan lapisan tanah dan batu-batuan di Amerika Selatan dan Timur, juga sama dengan di Afrika Barat.
Terjadinya pegunungan
Menurut teori geologi yang "baru" sebetulnya mudah untuk diterangkan.
Menurut teori itu semua pegunungan besar di planit kita terjadi karena gerakan lempengan dan biasanya disertai dengan lenyapnya sebuah samudera.
Mari kita mengambil sebuah contoh: Menurut teori lempengan selama 50 juta tahun terakhir, terjadi tabrakan aatara India dan Asia sehingga terbentuk pegunungan Himalaya.
Samudera antara India dan Asia lenyap, dan sebagai gantinya jauh di pedalaman sebuah kontinen besar terjadi pegunungan.
Pegunungan Ural juga bisa diterangkan dengan cara yang sama. Yakni tabrakan antara Eropah dan Asia.
Buktinya telah ditemukan fosil-fosil ikan dan binatang air di pegunungan atau lapisan-lapisan batu tua di atas lapisan batu yang lebih muda.
Jadi perubahan itu selalu terjadi pada pinggiran-pinggiran lempengan.
Gunung-gunung berapi juga menunjukkan. batas tabrakan-tabrakan lempengan tersebut.
Sedangkan Laut Merah merupakan samudera "baru" yang dibentuk karena Arab dan Asia memisahkan diri.
Kontinen tidak bisa tenggelam bersama lempengannya, karena tanah dan batu-batuan tidak cukup berat sehingga di tempat tenggelamnya lempengan, kontinen akan diangkat ke alas oleh tanah dan lempengan lain.
Gosokan lempengan yang menyusup ke dalam bumi menghasilkan panas yang luar biasa.
Batu-batu di Skotlandia Barat masih panas disebabkan sobeknya Amerika dari Eropah 100 juta tahun yang lalu.
Beberapa contoh lain tentang akibat gerakan lempengan:
a) Celah San Andreas yang membujur melintasi pantai Kalifornia disebabkan karena lempengan raksasa Amerika dan Pasifik bergeseran.
Dan di sana sini ada kecenderungan untuk menjauh atau mendekat. Kontak-kontak ini tidak terjadi secara teratur yang menyebabkan bumi San Francisco stabil.
Dan celah ini bisa disusuri batasnya. Sesuatu yang khas ialah bahwa danau-danau yang berada pada jalur itu bentuknya memanjang seperti permen karet yang ditarik.
Lempengan Pasifik yang menopang sebagian Amerika Serikat itu dibandingkan dengan sisa kontinen, setiap tahun bergeser hampir 7 cm ke arah timur laut.
b) Lempengan Eurasia dan Arab saling mendekat sedangkan Turki terletak di tengahnya.
Akibatnya Turki seperti dijepit gunting tumpul yang pelan-pelan ditutup dan Turki didorong keluar ke arah Barat.
Selain itu di Turki sebelah utara melintas suatu belahan. Diperkirakan setiap tahun bagian selatan Turki bergeser 11 cm. Karena itu Turki sering mengalami gempa bumi.
Gerak ini menyebabkan lempengan Egea didorong ke sebelah barat daya, sedangkan lempengan Afrika bergeser ke utara, sehingga Laut Tengah sekali waktu akan hilang.
Kapan? Dari tahun 10 sebelum Masehi sampai tahun 1969 telah terjadi 2200 gempa hebat di Yunani, Asia Kecil, Laut Tengah sebelah Timur, Irak dan Iran.
Beginilah lahir lapisan bijih metal
Lahirnya sebuah samudera merupakan saat baik untuk pembentukan bijih. Dasar samudera yang baru terbentuk itu dilapisi dengan campuran metal dalam jumlah besar, terutama sulfida yang terjadi karena bahan panas, terutama basalt yang keluar dari celah-celah.
Sering bijih-bijih itu membentuk antara lain timah dan tembaga dalam kapisan yang teratur.
Kalau lempengan-lempengan samudera itu akhirnya tenggelam ke dalam samudera, sebagian besar dari metal yang dikandung itu ikut terkubur.
Namun sebagian dari lapisan atas itu "dikerok" dan mengendap di darat seperti yang terjadi 500 juta tahun yang lalu di pulau Bougainville di Irian.
Sebuah tambang tembaga yang mengandung 900 juta ton bijih tembaga mulai berproduksi tahun 1972.
Letak lapisan itu berdampingan dengan oceaan trog (celah dalam di dasar samudera) yang masih aktif.
Mengapa binatang dinosaurus bisa punah juga masih merupakan dugaan belaka.
Reptiel raksasa yang berkeliaran di bumi ini 150 juta tahun yang lalu sekarang hanya tinggal keturunannya yang mini dalam bentuk buaya.
Ada yang mengatakan bahwa binatang kecil lebih cerdik dan melahap telur binatang besar.
Ada yang mengatakan bahwa binatang-binatang itu mati semua karena ada komet yang menabrak bumi.
Jawaban yang pasti belum ada. Namun kalau kita mengaji persoalan serupa, kita toh bisa mengerti bahwa ada hubungan timbal balik antara kehidupan dan proses fisik serta kimiawi di bumi kita.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 1975)