Advertorial
Intisari-Online.com - Foto menakjubkan diabadikan oleh Beatrice de Gea yang menunjukkan aktivitas operasi janin di luar tubuh ibu.
Janin berusia 24 minggu tersebut memiliki spina bifida, kondisi dimana tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi tidak berkembang dengan baik di dalam rahim.
Para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan kondisi ini.
Kelainan ini biasanya mulai terlihat pada awal kehamilan yang akhirnya membuat saraf anak mengalami kerusakan, masalah pengendalian kandung kemih, gangguan jalan yang sangat tinggi dan kemingkinan infeksi yang tinggi.
(Baca juga: Ingin Anak Anda Pandai Berkomunikasi, Bacakan Buku Cerita saat Ia Masih Janin)
Biasanya, dokter akan melakukan operasi memperbaiki tulang belakang pada 48 jam setelah kelahiran.
Namun hanya 20 persen pasien yang menjalani prosedur ini berhasil berjalan dengan normal.
Sementara dokter terus mengembangkan inovasi dan menguasai operasi spina bifida selama beberapa tahun, teknik konvensional nyatanya belum menjadi jalan terbaik.
Dokter dari Baylor College of Medicine dan Rumah Sakit Anak Texas di Houston sekarang sedang menyempurnakan metode eksperimental operasi janin untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh kondisi ini.
Secara mengejutkan, operasi ini dilakukan dengan mengeluarkan janin dari dalam perut ibu seperti dilansir oleh iflscience dari New York Times.
“Operasi janin adalah satu dari sedikit operasi dengan resiko kematian sebesar 200 persen,” kata ahli bedah Dr. Oluyinka Olutoye.
Dr. William Whitehead dan Dr. Michael A. Belfort memimpin operasi yang rumit selama tiga jam pada Lexi Royer, perempuan 28 tahun dan putranya yang belum lahir.
“Mengakhiri cacat tulang belakang sebelum kelahiran dapat mengurangi resiko hidrosefalus dan dapat memperbaiki fungsi motorik pada pasien tertentu,” jelas Dr. Robert Bollo, seorang ahli bedah saraf anak-anak di Rumah Sakit Anak-anak Texas.
(Baca juga: Catat! Inilah Gerakan Janin yang Tergolong Tidak Normal dan Patut Diwaspadai)
Setelah rahim diangkat keluar dari tubuh ibu, mereka memasukkan sebuah teleskop mini, kamera dan alat penggenggam ke dalam rahim untuk memungkinkan dokter melihat janin yang masih mungil itu.
Mereka menyisipkan cahaya juga sehingga rahim terlihat mengeluarkan cahaya merah terang.
Dokter kemudian menguras cairan amnion dari rahim dan menggembungkannya dengan karbondioksida supaya tercipta ruang untuk operasi.
Dengan hati-hati, mereka ‘memperbaiki’ tulang punggung dan sumsum tulang belakang janin dengan berat 0.9 kilogram.
Setelah tiga jam berlalu, iperasi janin revolusioner ini tampak sukses. Namun hasilnya hanya akan diketahui secara definitif setelah anak itu lahir yaitu pada 14 Januari tahun 2018.
(Baca juga: Seorang Ibu Hamil Berkukuh Pertahankan Janinnya yang Alami Kelainan, Penduduk Kota Pun Bersatu)
(Natalia Mandiriani/iflscience.com)